TMC Sejak Dini Cegah Karhutla Gambut di Sumsel-Jambi 

BRIN, asosiasi, dan unit usaha Sinar Mas terlibat mitigasi

Palembang, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan berbagai instansi pemerintah maupun swasta, melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMS) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) yang diwakili Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto, menyebut TMC mencakup lahan darat dan gambut yang ada di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) serta Jambi.

“Kejadian karhutla di Sumsel tahun ini agak unik karena dimulai dari Muratara, OKU, dan Pali. Kita sudah mengantisipasi agar tidak terjadi dengan pemadaman di lokasi yang terbakar. Riau misalnya, operasi TMC sudah dimulai sejak bulan kemarin dengan penambahan curah hujan sebanyak 15 persen,” ungkap Ferdi, Rabu (25/5/2022).

Baca Juga: Menjaga Lahan Gambut Ternyata Bisa Mencegah Perubahan Iklim

1. Libatkan asosiasi dan perusahaan

TMC Sejak Dini Cegah Karhutla Gambut di Sumsel-Jambi Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

TMC dilakukan KLHK bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Sumatera, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta APP Sinar Mas dan unit usahanya. Pelaksanaan TMC secara perdana dimulai dari Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang, Senin (23/5/2022).

Ferdi menjelaskan, operasi TMC dengan penyemaian garam NaCl di udara merupakan solusi permanen mencegah karhutla setelah patroli dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Operasi TMC dilakukan untuk membasahi lahan gambut, atau menjaga tinggi muka air tetap stabil sehingga tidak mudah terbakar.

“Operasi TMC juga dilakukan untuk mengisi kanal-kanal, embung, dan kolam-kolam retensi. TMC akan dilaksanakan selama 15 hari dengan dukungan PT Wirakarya Sakti (Sinar Mas Forestry),” terang Ferdian.

Baca Juga: Cegah Karhutla, Garam 800 Kilogram Ditabur ke Langit Sumsel-Jambi

2. WKS mendukung informasi teraktual di lapangan

TMC Sejak Dini Cegah Karhutla Gambut di Sumsel-Jambi 

APP Sinar Mas melalui unit usahanya PT Wirakarya Sakti (WKS), dalam dua tahun terakhir turut gencar dalam operasi TMC untuk meminimalisir jumlah hotspot di Sumsel-Jambi. Menurut Direktur PT WKS, Agus Wahyudi mengatakan, pihaknya melakukan mitigasi dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

“Kami baik di Sumsel-Jambi mendukung TMC. Data dan informasi teraktual di lapangan akan disediakan. Rekan-rekan di Sumsel-Jambi siap mendukung kebutuhan data yang diperlukan. TMC ini akan dilaksanakan selama 15 hari, rencananya akan dimulai Selasa (24/5/2022),” ucapnya.

Sekjen Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Purwadi Soeprihanto mengungkapkan, seluruh pihak harus bekerja keras meminimalisir dan mencegah karhutla pada tahun ini.

Menurutnya, wilayah Sumsel, Jambi, dan Riau, merupakan daerah yang rawan terjadi karhutla. Seluruh pihak tak ingin lahan gambut di daerah rawan tersebut mengalami nasib serupa di beberapa tahun sebelumnya. 

“Dukungan dari APP Sinar Mas-PT WKS dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan bagian dari kontribusi sektor usaha kehutanan. Dalam kolaborasi semua pihak dan dukungan yang baik, hotspot turun cukup tajam dalam dua tahun ini. Tingkat kebasahan gambut pun cukup tinggi,” katanya.

Baca Juga: Libatkan Perempuan, Restorasi Gambut Bantu Tingkatkan Ekonomi

3. TMC di langit memicu hujan dan membasah lahan gambut

TMC Sejak Dini Cegah Karhutla Gambut di Sumsel-Jambi Dok.BNPB

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengatakan, lahan gambut tersebar ke beberapa daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, dan beberapa kabupaten lainnya.

Dari pengalaman karhutla pada 2015 silam di Sumsel-Jambi, karhutla sempat menjadi isu nasional hingga internasional akibat dampak kabut asapnya. Presiden Joko 'Jokowi' Widodo pun harus mengeluarkan instruksi pemadaman dan pencegahan karhutla dengan pembasahan lahan.

“Kalau lahan kecil mudah dibasahkan. Tapi jika luas, perlu TMC untuk membasahi. Perlu juga kerja sama semua pihak. TMC sangat dibutuhkan gambut. Jika gambut terbakar dan sulit air, justru makin repot, sehingga perlu pembasahan dini,” katanya.

Kepala BPBD Jambi, Bachyuni Deliansyah menambahkan, pencegahan dan penanganan karhutla menjadi perhatian serius. Masih banyak lahan gambut yang selalu dimonitor agar tak terjadi kekeringan.

“Operasi TMC memang menjadi solusi terbaik dalam pencegahan dini karhutla. Jika sudah terbakar terutama di kawasan lahan gambut, akan sulit untuk dipadamkan. Makanya harus ada pembasahan di awal. Jika terjadi kebakaran, tidak akan menyebar ke lahan gambut,” katanya.

Baca Juga: Antisipasi Karhutla di Sumsel, 7 Daerah Masuk Wilayah Rawan Terbakar

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya