TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tindakan SHK pada Bayi Untuk Mengetahui Kadar Tiroid

Darah diambil di tumit bayi usia 48 jam hingga 2 minggu

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Christian Bowen)

Ogan Ilir, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan program SHK, Skrining Hipotiroid Kongenital sejak tahun lalu. Program ini menyasar bayi baru lahir minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu.

SHK dijalankan untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita. SHK dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Faskes).

Darah diambil sebanyak 2-3 tetes dari tumit bayi kemudian diperiksa di laboratorium. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya 1 bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental, dan kognitif.

Kematian seorang bayi Aisah, warga Dusun I Desa Belanti, Kecamatan Tanjung Raja, Ogan Ilir, Sumsel, dikaitkan dengan program SHK pada Agustus lalu. Ibu korban menegaskan jika anaknya meninggal setelah disuntik. Hingga kini, kematian bayi yang baru dilahirkan itu masih dalam penyidikan pihak kepolisian.

Baca Juga: Bayi Meninggal Usai Diambil Darah, Bidan Desa Dilaporkan ke Polisi

Baca Juga: APS Selebgram Palembang Disebut Cuci Uang Hasil Jual Narkoba

1. Program Kemenkes untuk seluruh faskes di Indonesia

ilustrasi bayi (unsplash.com/Andriyko Podilnyk)

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ogan Ilir, Hendra Kudeta mengatakan, pihaknya membenarkan jika Bidan tersebut mengambil tindakan SHK terhadap bayi bernama Agustin.

"Program ini diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan dan dilaksanakan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia," ujarnya.

2. Sampel darah diambil dari tumit kaki bayi

https://pixnio.com/id/orang/kulit-tangan-jari-bayi-bayi

Pemeriksaan SHK harus dilakukan kepada semua bayi yang baru lahir untuk memilah bayi potensi menderita Hipotiroid Kongenital (HK), serta bayi yang bukan penderita.

"Dalam pelaksanaanya, SHK dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu oleh tenaga kesehatan," ungkapnya.

3. Sosialisasi secara bertahap termasuk di Sumsel

ilustrasi bayi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Darah yang diambil akan diperiksa. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya 1 bulan. 

“Karena setetes darah tumit menyelamatkan hidup anak-anak bangsa. Dengan begitu, kita tahu jika kadar tiroidnya rendah bisa langsung kita obati. Pengobatannya bisa berlangsung seumur hidup supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal," terangnya.

Sejak diluncurkan tahun lalu, SHK secara bertahap disosialisasikan dan mulai dijalankan ke setiap wilayah, termasuk Sumsel. Kemenkes sudah gencar mengimbau kepada para orangtua yang baru memiliki bayi baru lahir untuk dilakukan tindakan SHK.

Baca Juga: Karhutla Semakin Masif, Warga Palembang Mulai Rasakan Bau Asap 

Berita Terkini Lainnya