Warga Sumsel Diminta Waspada Hotspot Memasuki Musim Kemarau
Suhu udara di Sumsel akan terasa lebih panas saat Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Stasiun Klimatologi Sumatra Selatan (Sumsel) memprakirakan kondisi musim kemarau akan terjadi pada Mei mendatang. Peralihan musim tersebut akan dimulai sejak April dengan berkurangnya tingkat curah hujan.
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, peralihan musim dari hujan ke kemarau akan memicu peningkatan hotspot atau titik panas. Stasiun Klimatologi mengingatkan peningkatan hotspot berpengaruh terhadap kerawanan lahan yang terbakar.
"Menurunnya curah hujan adalah kemunculan hotspot kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan data yang ada, hotspot sudah mulai meski musim kemarau belum benar terjadi," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel, Wandayantolis, Selasa (29/3/2022).
Baca Juga: Tata Kelola Gambut: Izin Korporasi dan Ketegasan Pemerintah
1. Hujan masih terjadi dengan intensitas yang menurun
Wandayantolis mengatakan, musim kemarau 2022 diprakirakan berjalan selama empat bulan. Dimulai pada Mei dan mencapai puncak pada September 2022 mendatang. Dengan masuknya musim kemarau, maka akan memengaruhi dinamika atmosfer.
"Berdasarkan prakiraan dasarian pada awal April 2022, potensi curah hujan berkisar 20-100 mm. Ini menunjukkan pola tren menurun sebagaimana biasanya saat memasuki musim kemarau," ujar dia.
Baca Juga: Menjaga Lahan Gambut Ternyata Bisa Mencegah Perubahan Iklim
Baca Juga: Karhutla Masih Bayangi Wilayah Sumsel Meski di Musim Hujan