Minyak Kedelai dan Bunga Matahari Jadi Alternatif, Harga TBS Anjlok
CPO pun menumpuk di tangki pabrik pengolahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani setiap harinya terus menurun. Hal ini membuat petani sawit swadaya di Sumatra Selatan (Sumsel) kian menjerit.
Terbaru, harga TBS di tingkat petani telah mencapai harga terendah yakni Rp600 per kilogram. Kondisi ini dikhawatirkan membuat petani makin kesulitan, karena industri sawit di Indonesia yang tidak pasti dan penurunan harga sawit dunia.
"Meskipun pemerintah telah membuka keran ekspor, namun ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya di pasar global belum normal. Hal ini disebabkan tekanan harga CPO global," ungkap Analisis PSP Madya dari Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, Kamis (23/6/2022).
Baca Juga: Mengulik CPO, Olahan Minyak Kelapa Sawit Multiguna
1. Banyak minyak alternatif pengaruhi harga TBS di tingkat petani
Terhambatnya ekspor CPO membuat tangki-tangki penampung yang berada di pabrik penuh. Hal ini juga terkait dengan terhambatnya distribusi minyak goreng curah ke beberapa daerah. Kondisi ini dikhawatirkan terus berlarut dan membuat banyak CPO tak tersalur sehingga menumpuk.
"Belum lagi di pasar global sudah dibanjiri oleh minyak alternatif lain seperti minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Kedua minyak merupakan alternatif pengganti CPO," ujar dia.
Baca Juga: Pabrik Pengolahan Sawit Batasi Pembelian TBS, Petani Swadaya Menjerit
Baca Juga: Moratorium Ekspor CPO Miskinkan 1 Juta Petani Sawit Swadaya Sumsel