Pabrik Pengolahan Sawit Batasi Pembelian TBS, Petani Swadaya Menjerit

Pemerintah kembali didesak cabut larangan ekspor CPO

Palembang, IDN Times - Moratorium atau penundaan sementara ekspor minyak goreng dan turunannya seperti Crude Palm Oil (CPO) oleh pemerintah dikeluhkan petani swadaya hingga pengusaha sawit di seluruh Indonesia. Kondisi itu berdampak menurunnya penghasilan sejak kebijakan itu diambil tiga pekan lalu.

Larangan ekspor harga jual Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani swadaya menurun. Jika sebelumnya petani bisa bernapas karena masih mendapat untung, namun kali ini harga jual TBS turun hingga 40-70 persen dari harga jual biasa.

"Sejak larangan ekspor, agen menghentikan pembelian harga TBS karena risiko kerugian yang cukup tinggi," ungkap Analisis PSP Madya Dinas Perkebunan Sumatra Selatan (Disbun Sumsel), Rudi Arpian, Kamis (18/5/2022).

1. Ada permainan agen dalam anjloknya TBS

Pabrik Pengolahan Sawit Batasi Pembelian TBS, Petani Swadaya MenjeritIlustrasi Tandan Buah Segar (TBS) sawit. (Saddam Husein for IDN Times)

Selama ini Indonesia menjadi negara penghasil CPO terbesar di dunia. Pada 2021 saja, ada sekitar 49,71 juta ton produksi CPO. Sedangkan konsumsi CPO dalam negeri bisa mencapai 16,76 juta ton dengan jumlah ekspor hingga 23,69 juta ton. Sedangkan sisanya 9,25 juta ton mengalami surplus.

Selama ini petani swadaya menjual hasil CPO miliknya ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) secara langsung dengan harga tinggi. Namun banyak PKS yang tak lagi beroperasi untuk melayani ekspor.

"Ini juga dipengaruhi rantai pemasaran TBS non mitra melewati 2-3 agen pengumpul sampai ke PKS sehingga harga beli anjlok," jelas dia.

Baca Juga: Moratorium Ekspor CPO Miskinkan 1 Juta Petani Sawit Swadaya Sumsel

2. Mutu CPO menurun jika diendapkan

Pabrik Pengolahan Sawit Batasi Pembelian TBS, Petani Swadaya Menjeritilustrasi kelapa sawit (IDN Times/Arief Rahmat)

Imbas larangan ekspor memunculkan ketakutan PKS untuk memproduksi CPO. Banyak CPO yang tertimbun dan tak tersalurkan. Sedangkan mutu CPO yang lama dipendam akan menurun karena peningkatan asam lemak bebas (ALB).

"Itu baru industri hulu, belum ke hilir. Apabila PKS menghentikan pembelian TBS, maka petani tidak melakukan panen sawitnya lagi dan membiarkan TBS busuk hingga merusak tanaman sawit serta berpengaruh ke produksi berikutnya," ujar dia.

3. Disbun Sumsel dorong perubahan aturan pusat

Pabrik Pengolahan Sawit Batasi Pembelian TBS, Petani Swadaya MenjeritIlustrasi Tandan Buah Segar (TBS) sawit. (Saddam Husein for IDN Times)

Sedangkan di sisi lain, biaya perawatan lahan sawit semakin meningkat. Petani harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan perawatan seperti pupuk yang melambung tinggi.

"Solusi yang terbaik saat ini adalah komitmen semua pemangku kepentingan dan pencabutan larangan ekspor. Lalu segera benahi tata niaga minyak goreng sehingga tercapai harga yang diinginkan pemerintah," tutup dia.

Baca Juga: Produksi Karet Sumsel Menyusut karena Petani Beralih ke Sawit

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya