Kampanye Daring Tak Diminati, Paslon di Sumsel Pilih yang Berbisik
Kotak kosong masif dikampanyekan lewat daring
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Tahapan pilkada serentak telah dimulai sejak pengundian nomor urut pasangan calon (paslon). Terhitung sudah hampir dua pekan kampanye dilakukan, para paslon lebih memilih untuk berkampanye langsung dengan metode tatap muka langsung ke warga.
"Dari sekian banyak aturan kampanye di Peraturan Komisi Pemilihan Umun (PKPU), belum ada satu paslon yang menggunakan sarana daring untuk berkampanye. Kampanye daring dianggap terlalu banyak kendala," ungkap Koordinator Divisi Pengawasan Humas dan Hubungan Antar Lembaga dari Bawaslu Sumsel, Junaidi saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (8/10/2020).
Baca Juga: Kampanye Daring Sepi Peminat, Bawaslu: 95 Persen Tatap Muka
1. Paslon lebih senang door to door karena murah meriah
Menurut Junaidi, 13 paslon di tujuh kabupaten penyelenggara pilkada serentak di Sumsel, mengaku lebih senang melaksanakan kampanye door to door. Selain dengan cara kampanye langsung, metode tersebut dirasa lebih murah dan efektif.
'"Door to door dianggap kampanye yang murah meriah dan langsung menyentuh masyarakat, istilahnya kampanye berbisik. Paslon juga memiliki waktu panjang untuk bertemu masyarakat secara langsung, dan dianggap efektif untuk menyampaikan visi dan misinya," jelas dia.
Baca Juga: Pakar Epidemiologi Sumsel Minta KPU dan Warga Waspadai Klaster Pilkada
Baca Juga: Baru 9 Hari Dilantik, Pjs Bupati Ogan Ilir Didemo Warga