TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

GAPKI Klaim Area Konsesi Sawit yang Terbakar di Sumsel Hanya 2 Persen

BPBD sebut keseluruhan yang terbakar pada 2019 ada 37 persen

Ketua GAPKI Sumsel, Hari Hartanto (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Selatan (Sumsel) mengklaim, cukup cepat tanggap dalam permasalahan kebakaran hutan lahan (karhutla) di wilayah konsesi sawit. 

Menurut Ketua GAPKI Sumsel, Hari Hartanto, melihat data dari Global Forest Watch (GFW) untuk di Sumsel hanya 2 persen wilayah yang terbakar pada karhutla lalu.

"Kalau soal karhutla kita banyak melakukan pencegahan, bahkan data dari GWF dari Juni sampai September 2019 lalu, kebakaran yang terjadi di areal sawit hanya 2 persen. Itu data mereka bukan kita yang buat," ujar Heri Hartanto saat ditemui IDN Times di kantor Gubernur Sumsel, Rabu (22/1).

1. GAPKI klaim sebanyak 300 perusahaan anggota menggunakan aturan yang ketat

Ketua GAPKI Sumsel, Heri Hartanto mengklaim rentan waktu Juni-September wilayah konsesi sawit hanya terbakar 2 persen (IDN Times/Rangga Erfizal)

Heri mengungkapkan, untuk melakukan pencegahan karhutla, sebanyak 300 perusahaan yang tergabung dalam GAPKI yang mengoperasionalkan total luas lahan 600.000 hektare (ha), sudah menggunakan aturan ketat.

Aturan yang dilakukan GAPKI kepada seluruh anggotanya untuk melakukan pencegahan karhutla, sambung Heri, dengan cara melatih instruktur pemadam karhutla dan melengkapi alat-alat pemadaman.

"Kedua hal itu wajib dimiliki oleh setiap perusahaan yang tergabung dalam GAPKI. Kami lakukan pelatihan untuk instruktur pemadam karhutla bekerja sama dengan Disbun, BPBD, Manggala Agni, Korem dan Polda. Mereka nantinya akan melakukan melatih lagi. Alat-alat pun harus dimiliki setiap perusahaan, water canon, alat pompa air dan lain sebagainya," ungkap dia.

2. Kalau terjadi kebakaran mengambil kesepakatan perusahaan terdekat yang jadi pemadam awal

Ketua GAPKI Sumsel usai bertemu Gubernur Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Heri mencontohkan, jika terjadi kebakaran di dalam wilayah konsesi sawit, pihaknya saling bahu membahu, dan mengambil kesepakatan yang terdekat akan menjadi pemadam awal.

"Ya jika ada kebakaran di wilayah konsesi, maka perusahaan terdekat yang akan memadamkannya. Itu sudah kita lakukan selama ini, dan berhasil. Hasilnya cuma dua persen," klaim dia.

Baca Juga: Komitmen Jaga Hutan, Gubernur Sumsel: Walhi Harus Beri Data Detail  

3. Bangun sistem good agriculture agar tidak sembarang buka lahan

health.harvard.edu

Tidak hanya soal karhutla, Heri menerangkan, GAPKI juga memiliki komitmen dalam masalah lingkungan hidup. Klaim itu ditunjukkan mereka dengan membangun industri High Conservation Value (HCV) di setiap kebun sawit.

"Langkah itu enting untuk membangun perkebunan berkelanjutan dengan memaksimalkan kerja perkebunan. Ini salah satu yang kita lakukan membangun good agriculture, kita mengelola perkebunan dengan baik, sehingga tidak membuka lahan sembarangan," terang dia.

Berita Terkini Lainnya