Ditegur Mendagri, Gubernur Sumsel Bantah Kasus COVID-19 Naik
Sekda Sumsel akui sulit mengendalikan masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru, membantah klaim dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, terkait tingginya angka kasus COVID-19.
Menurut Deru, Sumsel masih berada di luar daftar 10 daerah dengan tingkat sebaran kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia.
"Sumsel ini provinsi tidak tertinggi. Kita ini ranking 14 kasus COVID-19," ungkap Deru, Senin (3/5/2021).
Baca Juga: Berubah Lagi, Kini Sumsel Cabut Izin Mudik Lokal
1. Sekda akui sulit atur masyarakat
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, Nasrun Umar menjelaskan, penyebaran kasus COVID-19 di Sumsel masih di peringkat ke-14 nasional. Namun kondisi itu perlu mendapat perbaikan kasus tidak terjadi semakin tinggi.
Mendagri mengkritisi empat indikator yang harus diperbaiki Sumsel, yakni positivity rate sebesar 30,8 persen harus turun di bawah 5 persen sesuai standar WHO. Kedua, recovery rate atau tingkat kesembuhan tercatat 87,4 persen atau di bawah nasional 91.3 persen.
Lalu jumlah angka fatality rate atau kematian yang tinggi di angka 4,88 persen dibanding nasional 2,7 persen. Terakhir Bad Occupancy Rate atau keterisian kamar yang mencapai 55 persen.
"Kita akui mobilitas masyarakat memang luar biasa. Kita ada kekurangan. Keras salah, tidak keras salah," ungkap Nasrun.
Baca Juga: 1.200 Masjid di Palembang Dilarang Laksanakan Salat Id