BPBD Sebut Puncak Kemarau di Sumsel Mulai Agustus 2021
Sumsel berharap TMC dilakukan sebelum kemarau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Dua kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar sudah terjadi di Sumatra Selatan (Sumsel). Kebakaran pertama terjadi di pada Februari 2021 lalu, menghanguskan sembilan hektare (Ha) lahan gambut di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Kejadian kedua menghanguskan dua ha lahan mineral di Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Ogan Ilir. Kedua lokasi karhutla sejauh ini menjadi wilayah yang rawan setiap tahunnya.
"Sejauh ini masih dalam masa transisi dari kemarau ke hujan, sehingga api masih mudah dipadamkan. Untuk tahun ini berdasarkan prediksi BMKG, Agustus-September adalah puncak kemarau. Memang di tahun ini juga kemarau diperkirakan mundur di bulan Juli," ujar Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, Kamis (27/5/2021).
Baca Juga: 10 Daerah di Sumsel Ini Rawan Karhutla 2021
1. Sumsel sudah ajukan TMC ke pusat
Pada masa perubahan iklim, pihaknya menilai perlu Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar pencegahan karhutla dapat maksimal. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah mengajukan rencana itu melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Status Sumsel juga telah dinaikkan ke Siaga Darurat Karhutla. TMC diharapkan segera dilakukan saat awal musim kemarau, karena kalau sudah masuk kemarau akan sulit dilakukan," ujar dia.
Baca Juga: BMKG Sumsel Peringatkan Potensi Karhutla Seperti 2019