TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Orangtua Siswa di Palembang Protes Diminta Iuran Perpisahan Rp350 Ribu

Kepsek bantah sekolah tahan ijazah siswa

Ilustrasi siswa belajar menggunakan komputer (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Orangtua siswa di SMA Negeri 14 Palembang mengeluhkan pihak sekolah yang sengaja menahan ijazah siswa. Alasannya, wali murid belum melunasi iuran perpisahan sebesar Rp350 ribu serta uang sampul rapor, dan fotokopi senilai Rp50 ribu.

Padahal saat kondisi pandemik COVID-19, aktivitas sekolah libur hingga waktu yang belum ditentukan. Belum lagi efek melemahnya ekonomi yang membuat banyak orang diberhentikan dari pekerjaannya.

"Kalau belum melunasi iuran, ijazah dan rapor ditahan sekolah. Sedangkan kondisi sekarang banyak wali murid kesusahan dan kena PHK. Kami sangat keberatan, mau makan saja sudah syukur," ungkap orangtua siswa berinisial SR kepada IDN Times, Jumat (5/6).

Baca Juga: Kakak-Adik di OKUS Habisi Saudaranya yang Derita Gangguan Jiwa

1. Orangtua pertanyakan pelaksanaan kegiatan perpisahan

ilustrasi siswa-siswi belajar di sekolah (IDN Times/Ervan Masbanjar)

SR sempat mempertanyakan ke pihak sekolah terkait tujuan pungutan tersebut, khususnya iuran perpisahan murid. Menurut SR dari keterangan sekolah, pembayaran iuran bisa dilakukan dengan sistem menyicil. Dirinya dan semua wali murid pun sempat dikumpulkan membahas penggunaan dana itu.

"Maksudnya kalau Rp50 ribu diminta bayar tidak apa-apa, karena kebutuhan. Tapi ini membayar biaya untuk uang perpisahan lagi, memangnya kapan akan berlangsung? Saat ini PSBB masih berjalan, belum tahu kapan berakhir dan kondisi juga tidak memungkinkan," ujar dia.

2. Iuran perpisahan siswa membebani orangtua

Ilustrasi siswa belajar menggunakan komputer (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tak hanya SR, menurut FA biaya iuran perpisahan sebesar Rp350 ribu membebankan para orangtua siswa. Menurutnya pendapatan dan penghasilan wali murid tidak seluruhnya di atas upah rata-rata kota maupun kabupaten.

"Kalau bisa dikembalikan (dana iuran), dan ijazah bisa segera diambil. Mau memaksakan perpisahan Itu hanya hiburan. Kondisi seperti ini sulit, sekarang berbeda, untuk hari lebaran saja kami tidak menghambur-hamburkan uang begitu juga dengan perpisahan siswa," jelasnya.

SR dan FA meminta bantuan Dinas Pendidikan Sumsel agar membantu mereka untuk menyelesaikan permasalahan. "Kami minta tolong, kalau ada yang bisa menginfokan ke Disdik, hal seperti ini jangan sampai terjadi lagi," singkat dia.

Baca Juga: Pengelola Mal di Palembang Imbau Pengunjung Bayar Cashless

Berita Terkini Lainnya