Transportasi Sumbang 45 Persen Emisi Sektor Energi di Indonesia
Penjualan kendaraan motor saja hampir 8 juta per tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Transportasi menyumbang emisi hingga 45 persen dari sektor energi di Indonesia. Menurut Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), sektor energi mengeluarkan 35 persen emisi gas rumah kaca setelah sektor lahan, hutan, dan pertanian dengan total hingga 65 persen.
Fabby menjelaskan, emisi dari transportasi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Bahkan melebihi kenaikan emisi dari sektor pembangkit listrik. Kenaikan emisi dari transportasi itu disebabkan jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah.
“Ada korelasinya dari kenaikan jumlah kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan untuk mobil saja hampir 1 juta unit per tahun, sedangkan motor bisa sampai 8 juta. Memang tinggi, dan sebagian besar populasi kendaraan roda dua makin meningkat,” kata Fabby saat acara Ngobrol Seru IDN Times ‘Jejak Emisi Transportasi saat Pandemi COVID-19’ yang disiarkan di Channel YouTube dan Instagram IDN Times, Selasa (8/12/2020).
Baca Juga: Menagih Komitmen Pemerintah Turunkan Emisi Transportasi
1. Konsumsi BBM meningkat dalam 10 tahun terakhir
Fabby mengatakan, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dalam 10 tahun terakhir naik hingga rata-rata 1,5 sampai 1,6 juta barel per hari. Ia mengatakan, hal yang dilakukan oleh pemerintah dalam 5-10 tahun terakhir adalah mengendalikan penggunakan BBM. Apalagi Indonesia hanya mampu memproduksi 60 persen dari total kebutuhan, sedangkan 40 persen sisa harus diimpor.
“Sekarang gencar penggunaan BBM Nabati, Biofuel, walaupun hal itu sudah muncul dari era Pak SBY. Kalau kaitannya dengan emisi, apakah BBM semacam itu bisa menurunkan? Sebab populasi kendaraan yang menggunakan BBG (Bahan Bakar Gas) pun jumlahnya menurun,” katanya.
Selama pandemik COVID-19, konsumsi BBM kata Fabby mengalami penurunan. Kebijakan pemerintah yang membatasi aktivitas warga di luar rumah mengurangi konsumsi BBM hingga 13 persen. Artinya, emisi gas dari kendaraan juga mengalami penurunan.
“Kita bisa mengukur dari jumlah BBM yang digunakan kendaraan bermotor selama pandemic. Kalau kita hitung dari mobilitas yang berkurang, artinya bahan bakar yang digunakan sedikit. Tidak hanya di Indonesia. Ini fenomena di seluruh dunia,” ujarnya.
Penurunan konsumsi BBM selama pandemik di dunia kata Fabby, rata-rata mencapai 7-8 persen. Khususnya di periode April-Juni 2020 ketika beberapa daerah menerapkan lockdown, terjadi penurunan konsumsi BBM hampir 30 persen. Bahkan di kota besar di Indonesia mencapai 40 persen.
Baca Juga: Deretan Mobil Listrik Ini Siap Ngegas di Tanah Air, Ada yang Imut!