Penyebaran Virus Jembrana di Mentawai, Pemkab Minta Pembatasan

- 61 ekor sapi warga mati akibat virus Jembrana
- Sudah dilakukan vaksinasi terhadap hewan ternak
- Pengendalian hewan ternak di Mentawai dengan larangan masuk dan keluarnya sapi
Padang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai meminta agar sementara waktu tidak ada hewan ternak yang masuk ke wilayah tersebut pascapenyebaran virus Jembrana beberapa waktu lalu. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang di daerah terluar dan terjauh di Sumatra Barat itu hingga situasi benar-benar dinyatakan aman.
"Kami sudah meminta itu kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, juga ke Balai Veteriner di Bukittinggi, serta ke Dirjen juga sudah kami surati," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Hatisama Hura, saat dihubungi IDN Times, Senin (13/10/2025).
1. 61 ekor sapi warga mati

Hatisama menyebut, selama kejadian penyebaran virus Jembrana tercatat sebanyak 61 ekor sapi milik warga mati mendadak.
“Beberapa waktu belakangan ini memang masih ada laporan ternak warga yang mati, tapi jumlahnya sudah tidak terlalu banyak lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kematian sapi akibat virus Jembrana tidak lagi sebanyak pada Agustus dan September lalu, di mana jumlahnya sempat mencapai puluhan ekor.
2. Sudah lakukan vaksinasi

Sebagai langkah pencegahan, Hatisama menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak milik warga.
“Kemarin vaksinasi sudah kami lakukan, meski belum mencakup seluruh ternak karena keterbatasan jumlah vaksin,” ujarnya.
Selain vaksinasi, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk rutin menyemprotkan cairan disinfektan di kandang ternak guna mencegah penyebaran virus Jembrana.
3. Pengendalian hewan ternak di Mentawai

Hatisama menambahkan, selain melarang masuknya sapi dari luar daerah, pihaknya juga membatasi pengiriman sapi keluar dari Mentawai.
“Untuk sapi dari Mentawai keluar sudah kami batasi. Tidak ada lagi sapi yang dikirim ke luar daerah agar virusnya tidak menyebar,” ujarnya.
Ia berharap langkah tersebut dapat membantu mengendalikan penyebaran virus Jembrana dan mencegah kerugian lebih besar bagi masyarakat akibat kematian sapi secara mendadak.