Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang mengklaim kasus anak kerdil atau stunting terus mengalami penurunan signifikan, karena gencar mengampanyekan makanan sehat serta berbagi makanan bergizi di seluruh kecamatan.
"Berdasarkan data, kasus stunting atau tengkes di kota ini secara bertahap berhasil diturunkan dalam beberapa tahun terakhir sekitar 15 persen," ujar Sekda Palembang, Ratu Dewa, Senin (15/7/2024).
Keberhasilan pemerintah menekan persentase anak kerdil di Palembang tak terlepas dari program mengatasi kemiskinan ekstrem, meliputi Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), pengendalian harga bahan pokok, serta kontribusi bantuan kesehatan.
Termasuk mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) sebagai upaya meningkatkan lingkungan bersih dan sanitasi yang baik. Pemerintah mengklaim telah menjalankan optimalisasi pembangunan infrastruktur opimal.
"Pemkot intensifkan TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) turun ke 18 kecamatan, upaya meminimalisir kasus kekerdilan," kata dia.
Dewa menyebut komunikasi yang terjalin antara petugas TPPS dan masyarakat setempat di satu kecamatan, dapat membantu percepatan penanganan stunting. Pemerintah juga bisa mengetahui segera kondisi warga di wilayah tersebut.
"Kita bisa tahu indikasi anak berpotensi stunting dan dapat dilakukan penanganan dengan cepat. Saya berharap anggota TPPS dapat melaksanakan tugas dengan baik," jelas dia.
Gerakan masif menjalankan program pencegahan stunting oleh petugas TPPS Palembang diharapkan bisa mempercepat target pencapaian zero stunting. Langkah menekan kasus anak kerdil turut melibatkan stakeholder terkait terumasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat.
"Angka stunting akan terus diturunkan lagi jadi 14 persen sesuai target nasional 2024 ini, bahkan diupayakan lebih rendah lagi sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo," kata Dewa.
Penyebab paling sering stunting terjadi karena cukup banyak bayi yang lahir dari keluarga yang tak berkecukupan, sehingga pertumbuhan anak tersebut terhambat dan perkembangan otak pun menurun akibat kekurangan gizi dan asupan sehat.
“Bahkan awalnya ada anak yang lahir normal, tapi setelah mulai berumur beberapa tahun, anak tersebut menjadi stunting karena kekurangan gizi, permasalahan ini bisa dicegah jika tim bekerja dan berkomunikasi dengan baik," jelasnya.