Masuk Musim Kemarau Warga Sumsel Masih Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem

- Intensitas hujan menengah masih terjadi di sebagian wilayah
- Wilayah Indonesia mulai dipengaruhi angin timur
- Masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem
Palembang, IDN Times - Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan memastikan sebagian besar wilayah Sumsel kini mulai memasuki musim kemarau. Per dasarian II Juni 2025, curah hujan terpantau menurun dengan dominasi hujan intensitas rendah.
Curah hujan rendah terpantau mulai terjadi hampir seluruh wilayah Sumsel mulai dari Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), OKU Selatan, Ogan Komering Ilir (OKI). Sementara hujan kategori menengah terjadi di wilayah Musi Banyuasin, Palembang, Ogan Ilir, Lahat dan Muratara.
"Curah hujan tertinggi terjadi di Pos Hujan Batanghari Leko, Musi Banyuasin dengan total 128 milimeter," jelas Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel, Wandayantolis, Sabtu (21/6/2025).
1. Intensitas hujan menengah masih terjadi di sebagian wilayah

Wandayantolis menjelaskan, sifaf hujan pada dasarian ini bervariasi mulai dari bawah normal. normal, hingga atas normal. Wilayah Musi Rawas, Pagaralam, Ogan Ilir, dan sebagian OKU Timur berada dalam kategori hujan bawah normal. Sementara sebagian OKI, Prabumulih, dan bagian selatan OKU mencatat hujan di atas normal.
Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) menunjukkan sebagian besar wilayah Sumsel berada dalam kategori sangat pendek (1-5 hari). HTH terpanjang tercatat selama 9 hari di wilayah Muara Enim.
"Memasuki Dasarian III Juni 2025, sebagian wilayah Sumsel diprediksi mengalami curah hujan rendah berkisar 0-50 milimeter. Namun, wilayah seperti barat Muratara, barat OKU Selatan, dan Timur OKI berpeluang mengalami curah hujan menengah 51-150 milimeter," jelas dia.
2. Wilayah Indonesia mulai dipengaruhi angin timur

Wandayantolis menambahkan, hasil monitoring dinamika atmosfer, serta indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino-Southern Oscillation (Enso) berada dalam kondisi netral. Massa udara di wilayah Indonesia mulai didominasi angin timuran, yang mengindikasikan peralihan musim.
"Aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) juga terpantau aktif pada fase 6 dan 7 di wilayah Pasifik, namun diperkirakan akan tidak aktif mulai pertengahan dasarian ketiga Juni 2025," jelas dia.
3. Masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem

Dirinya mengimbau masyarakat Sumsel untuk tetap waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat terjadi. Pasalnya cuaca ekstrem diperkirakan dapat terjadi secara mendadak dengan kondisi hujan disertai petir dan angin kencang.
Wandayantolis mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, terutama selama masa peralihan musim. "Sebagian wilayah Sumsel sudah masuk musim kemarau, dan sebagian lainnya masih dalam masa transisi. Meski peluang hujan menurun, potensi kejadian ekstrem tetap harus diwaspadai," jelas dia.