5 Fakta 'Ospek Cium' Unsri: Perpeloncoan Berbuntut Himpunan Dibekukan

- Rektorat Unsri membekukan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) selama satu tahun karena dinilai melakukan pelanggaran berat dalam pelaksanaan ospek yang memicu viralnya aksi perpeloncoan.
- Video mahasiswa baru Fakultas Pertanian dipaksa saling mencium kening dalam kegiatan ospek tersebar di media sosial dan menimbulkan kecaman luas masyarakat.
- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri mengecam tindakan perpeloncoan dan membuka hotline khusus untuk menampung laporan korban ospek di seluruh fakultas.
Palembang, IDN Times - Aktivitas pengenalan kampus seharusnya bebas dari aktivitas perpeloncoan, perundungan, hingga aktivitas yang mengarah ke pelecehan seksual. Namun, akibat video 24 detik yang direkam salah satu panitia kegiatan, terungkap Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) masih menganut sistem perpeloncoan.
Meski dibantah pihak kampus, namun kejadian tersebut diklaim tak bisa ditoleransi. Unsri menegaskan akan menjatuhkan sanksi kepada himpunan atau pun mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran. Berikut lima fakta terkait peristiwa viral 'Ospek Cium' di Unsri, dirangkum IDN Times:
1. Himateta Unsri dibekukan

Rektorat Unsri membekukan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) selama satu tahun karena dinilai melakukan pelanggaran berat dalam pelaksanaan ospek yang memicu viralnya aksi perpeloncoan.
"Pembekuan ini dilakukan atas dasar dugaan pelanggaran berat. Pembekuan dilakukan agar kejadian ini tidak terulang sekaligus menjadi bahan evaluasi selama satu tahun ke depan," ungkap Sekretaris Unsri, Aidil Fitri, Selasa (23/9/2025).
2. Viral aksi saling cium antarmaba

Video mahasiswa baru Fakultas Pertanian dipaksa saling mencium kening dalam kegiatan ospek tersebar di media sosial dan menimbulkan kecaman luas masyarakat. Banyak warga yang menyesali masih terjadinya aksi perpeloncoan di lingkungan kampus dan berharap ada sikap tegas dari Unsri.
3. Pihak Unsri bantah ada perpeloncoan terstruktur

Unsri mengklaim, kegiatan yang diikuti mahasiswa baru jurusan Teknologi Pertanian tersebut dilakukan di lingkungan Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir, pada Sabtu (20/9/2025). Pihak Unsri membantah tak ada pengawasan, melainkan para panitia melakukan kegiatan tersebut di luar jam kegiatan atau saat acara telah selesai dan pembina sudah selesai melakukan pengawasan kegiatan.
Aksi tersebut bagian dari permainan yang dilakukan panita. Dari pengakuan panitia, kegiatan itu juga merupakan tindakan spontan setelah acara formal selesai.
Aidil menjelaskan, panitia kegiatan dan mahasiswa yang terlibat tak menyadari perbuatan yang dilakukan telah melanggar aturan dan norma yang berlaku. Dari kejadian ini, pihaknya pun segera melakukan penyelidikan guna mengetahui maksud dan tujuan para mahasiswa dalam memberikan ospek.
"Spontanitas yang dianggap wajar oleh mahasiswa itu, ternyata menimbulkan masalah serius," jelas dia.
4. BEM Unsri buka hotline pengaduan

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri mengecam tindakan perpeloncoan dan membuka hotline khusus untuk menampung laporan korban ospek di seluruh fakultas. Ketua BEM Unsri Pasha Fazillah Afap mengungkapkan, bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis kepada mahasiswa yang menjadi korban.
"Bahkan Departemen Psikososial dan Kesehatan Mental BEM Unsri 2025 juga hadir di tengah-tengah mahasiswa karena adanya pelibatan dari ahli psikologis," jelas Pasha.
5. Rektorat turunkan Satgas PPKPT

Unsri menurunkan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) untuk mengusut tuntas kasus, sekaligus mengawasi pelaksanaan kegiatan mahasiswa agar tidak terulang.
Saat ini tim tengah bekerja dengan memanggil para pelaku dan memeriksa korban.