DPRD Sumsel Desak Pertanggungjawaban Atas Keracunan MBG di PALI

- Anggota Komisi V DPRD Sumsel keprihatinan atas kasus keracunan massal siswa di PALI.
- Pihaknya mendorong investigasi menyeluruh dan tindakan tegas kepada penanggung jawab Makan Bergizi Gratis (MBG) di PALI.
- Fungsi pengawasan ketat diperlukan dalam proses pengadaan, pengolahan, distribusi makanan, serta pelatihan bagi pihak sekolah dan penyedia jasa katering.
Palembang, IDN Times - Anggota Komisi V Lury Elza Alex Noerdin menyatakan keprihatinan atas kasus keracunan massal yang terjadi di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Hingga hari ini tercatat ada 173 kasus siswa yang dilarikan ke fasilitas kesehatan (Faskes) usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Sebagai anggota DPRD Sumsel yang membidangi kesejahteraan rakyat, kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, serta pihak penyedia makanan di Kabupaten PALI, guna meminta penjelasan atas kejadian ini," ungkap Lury Elza, Rabu (7/5/2025).
1. Penyedia MBG diharap sudah disertifikasi

Pihaknya mendorong investigasi menyeluruh terkait kasus keracunan yang terjadi di PALI sehingga kasus serupa tidak lagi berulang di sana. Dirinya meminta adanya tindakan tegas kepada penanggung jawab MBG di PALI.
"Ke depan, seluruh pihak wajib memastikan bahwa penyedia makanan telah tersertifikasi layak higiene sanitasi makanan oleh Dinas Kesehatan," jelas Lury.
2. Proses pengadaan hingga distribusi diminta untuk diawasi

Lury menambahkan, fungsi pengawasan tersebut harus dilakukan secara ketat lantaran program yang ada berimbas dengan anak-anak. Fungsi pengawasan itu bisa dilakukan mulai dari proses pengadaan, pengolahan, hingga distribusi makanan.
"Selain itu, perlu pelatihan dan edukasi rutin bagi pihak sekolah dan penyedia jasa katering tentang pentingnya keamanan pangan," jelas dia.
3. Distribusi MBG disetop sementara

Diberitakan sebelumnya, ratusan siswa di PALI mengalami keracunan usai menyantap menu MBG pada pembagian, Senin (5/5/2025) kemarin. Menyikapi dugaan keracunan tersebut, pihak penyedia MBG di PALI terpaksa menghentikan sementara waktu proses pembagian makanan guna melakukan evaluasi.
"Untuk sementara dari pihak cateringnya menyetop terlebih dahulu pembagian MBG," ungkap Wakil Bupati PALI Iwan Tuaji, Selasa (6/5/2025),
Iwan menyebutkan, proses penyediaan menu MBG perlu mendapat evaluasi mengingat pelaksanaannya telah berlangsung tiga bulan. Dengan kejadian dugaan keracunan tersebut, pihaknya berharap ke depan tidak ada kasus serupa yang terjadi di PALI.
"Mudah-mudahan kalau sdah selesai (evaluasi), besok sudah melayani lagi MBG," ujar dia.