Mengenal Balimau, Budaya Masyarakat Minangkabau Menyambut Ramadan

- Budaya balimau dilakukan oleh masyarakat Minangkabau sebelum bulan ramadan sebagai bentuk membersihkan diri
- Ada bermacam persepsi dan pelaksanaan balimau, termasuk arak-arakan sebelum mandi di sungai dengan jeruk (limau)
- Ketua LKAAM mengimbau agar pelaksanaan balimau tetap sesuai koridor dan tidak mengganggu ibadah wajib
Padang, IDN Times - Warga Minangkabau sebentar lagi akan melaksanakan budaya balimau yang biasa dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan ibadah pada bulan ramadan. Budaya balimau sendiri sering dilakukan di tempat pemandian, sungai, dan bahkan ada yang melaksanakannya hanya di rumah saja.
Kegiatan balimau ini sendiri memiliki bermacam persepsi dan tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat, pihak ninik mamak, dan para ulama.
1. Makna balimau di Minangkabau

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Fauzi Bahar menjelaskan, budaya balimau sudah sangat lama dilakukan oleh masyarakat Minangkabau.
"Makna dari balimau itu sendiri kan membersihkan diri menjelang memasuki bulan suci ramadan. Ini sudah menjadi budaya masyarakat," katanya saat dihubungi IDN Times, Selasa (25/2/2025).
Ia mengungkapkan, dengan melaksanakan budaya balimau, menyatakan bahwa masyarakat Minangkabau sudah siap untuk menjalankan ibadah saat bulan suci ramadan.
2. Balimau di berbagai daerah

Menurut Fauzi, beberapa daerah seperti Pesisir Selatan bahkan melaksanakan budaya balimau dengan lebih sakral. Yaitu dengan melakukan arak-arakan sebelum menuju sungai.
"Mereka akan membawa jeruk (limau) untuk mandi di sungai bersama-sama nantinya dan itu sudah menjadi tradisi," katanya.
Bahkan di daerah Kabupaten 50 Kota, menurut Fauzi, masyarakat juga melaksanakan balimau di tempat-tempat pemandian atau sungai.
"Di beberapa daerah lainnya masyarakat juga melakukan balimau ini dengan mandi saja dan tidak menggunakan limau," katanya.
3. Ketahui batasan dalam balimau

Fauzi Bahar mengimbau seluruh warga Minangkabau untuk tetap melaksanakan balimau dengan koridor yang seharusnya dan tidak melakukan hal yang tidak pantas.
"Jangan sampai nanti balimau ini dijadikan ajang untuk berpacar-pacaran atau berbuat yang tidak sepantasnya," katanya.
Selain itu, Fauzi juga mengimbau agar masyarakat tidak terlalu larut dalam melaksanakan budaya tersebut. Sehingga meninggalkan ibadah wajib yang harus dilakukan.
"Setelah balimau itu kan kita harus solat magrib berjamaah, solat isya berjamaah, dan melakukan solat tarwih dan witir. Jangan sampai balimau mengganggu ibadah tersebut," imbaunya.