Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga Arab

Masuk 70 kain tradisional yang diakui Unesco

Saat menyebut kain Songket, pasti langsung terpikir ke daerah penghasilnya, yakni Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). kain jenis ini memang sangat digandrungi, karena motif dan coraknya berbeda dari kain lain. 

Hanya saja, tidak banyak yang tahu, apabila songket memiliki ragam jenisnya dan memiliki arti khusus dalam setiap motif. Memang, di Palembang begitu banyak gerai yang menjual beragam jenis Songket. 

Namun, ada Songket yang belum diketahui publik, yang saat ini tersimpan di Museum Balaputra Dewa, Palembang. Songket yang tersimpan ini merupakan bukti dari tak benda dan simbolis sejarah nenek moyang.

Menurut Tour Guide Museum Balaputra Dewa, Triseda, ada lebih dari 70 kain tradisional songket yang diakui oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco).

"Ada sekitar 73 kain Sumsel yang diakui, diantaranya ada di sini (Museum Balaputra Dewa). Sebenarnya kalau untuk kain tradisional bukan hanya songket, ada juga batik kemudian, kain gebeng dan jumputan," jelasnya kepada IDN Times, Rabu (6/11).

Nah apa saja ragam songket beserta arti motif disetiap jenisnya? Berikut IDN Times paparkan berbagai kain songket yang merupakan kain tradisional khas Sumsel. Namun perlu diingat bahwa songket dulunya merupakan kain yang hanya dipakai oleh kaum bangsawan. Bergulirnya waktu, kain songket sekarang sudah banyak yang dimodifikasi.

1. Kain Songket Nampan Perak, pakaian keluarga pangeran dan priyai Kesultanan Darussalam

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Triseda menjelaskan, Museum yang dikelola oleh Chandra Amprayadi sebagai Kepala Museum Balaputra Dewa ini memiliki kain songket spesial, yakni kain songket Nampan Perak, yang sering dipakai oleh keluarga pangeran dan priyai saat masa Kesultanan Darussalam.

"Di jaman kesultanan, Songket Nampan Perak dipakai okeh keluarga bangsawan. Bermotif emas yang hampir memenuhi seluruh kain dasar, Songket Nampan Perak ini menggambarkan kejayaan dan sikap patuh para pangeran dan priyai kepada pemimpin (sultan)," jelasnya.

Kain Songket Nampan Perak merupakan songket lepus dengan dasar kain berwarna merah. Songket jenis ini bermotif isian selang seling antara bunga, bintang dan bunga kapal sanggat. Bila diperhatikan detail, pada bagian tumpal didominasi oleh motif geometris dan pucak rebung.

2. Kain Songket Nago Besarung, dipakai pada masa Kesultanan Palembang Darusalam

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kalau kain songket Nampan Perak berarti kejayaan, berbeda dengan kain Songket Nago Besaung. Untuk songket jenis ini, dipakai pada masa Kesultanan Palembang Darusalam, yang sering dipakai oleh Sultan sebagai tanjak (ikat kepala).

Menurut sejarah, jelas Triseda, kain Songket Nago besaung ini memiliki arti naga bertarung, yang merupakan simbol kekuasaan, kejayaan dan kemakmuran.

"Saat ini, Songket Nago Besaung diartikan sebagai naga yang dikurung, dipakai oleh pengantin dan orang yang sudah berumah tangga atau simbolis terkait tali perkawinan," jelasnya.

3. Kain Songket Pinggir Pangkeng, hiasan untuk ranjang Sultan Palembang

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Terbuat dari benang sutra dan benang emas (sartibi), songket Pinggir Pangkeng memiliki motif bubur talam atau belah ketupat di bagian tengah, yang terdapat motif Kapal Sanggat. Sementara untuk bagian pinggir memiliki motif geometris.

"Warna dasarnya merah hati, rata-rata berukuran panjang 670 cm dan lebar 35 cm. Pada tahun 1982, bukti songket ini ditemukan di Pengadonan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel. Kalau songket ini biasanya sebagai hiasan untuk ranjang Sultan Palembang," jelas Triseda.

4. Kain Songket Bungo Cino, dipakai wanita keturunan Tiongkok pada acara resmi Kesultanan Darussalam

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Tidak saja kaum bangsawan, kain Songket Bungo Cino adalah contoh kain tradisional Sumsel yang dipakai oleh wanita keturunan Tiongkok, pada saat acara resmi Kesultanan Darussalam. Berwarna dasar ungu dan kuning keemasan, kain ini didominasi motif geometris dan pucuk rebung, yang tampak pada warna kuning keemasan.

"Motif songket Bungo Cino ini diselingi motif bubur talam tampak pada warna ungu, dan bagian tumpalnya lebar," ujar Triseda.

Baca Juga: Ini Jenis Songket Palembang dan Asal Usulnya

5. Kain Songket Bungo Pacik, biasa dipakai wanita keturunan Arab

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain wanita China, adajuga kain songket yang dipakai oleh wanita keturunan Arab, yakni kain Songket Bungo Pacik. Kain ini diaplikasikan saat ada acara kesultanan yang memiliki warna dasar ungu.

"Motif utamanya bunga bintang berwarna putih. Kain ini benangnya di dominasi oleh benang putih biasa dan benang emasnya relatif sedikit, motif kain ini lebih diartikan dengan ajaran islam yang tidak mengijinkan sikap riya, makanya warnanya tidak terlalu mentereng," kata Triseda.

Baca Juga: Ini Rekomendasi 5 Tempat Beli Songket Palembang

6. Kain Songket Cantik Manis, terbuat dari benang sutra yang khusus dipakai wanita dewasa

Fakta & Ragam Songket Bangsawan, dari Kesultanan Palembang hingga ArabJenis Songket yang ada di Museum Balaputra Dewa Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ada lagi jenis Songket Cantik Manis, yang terbuat dari bahan sutra yang termasuk jenis kain tenun Songket Tawur. Songket jenis ini dibuat dengan tenunan teknik cukit, dan sering dipakai oleh wanita dewasa saat menghadiri acara.

"Pada hiasannya, songket ini menggunakan benang tambahan yang terbuat dari emas sartibi. Motif kain ini berwarna kuning emas, serta ditambahkan dengan warna hijau, pink, dan merah," jelas Triseda.

Sebenarnya, selain beberapa jenis songket tersebut, masih ada beragam jenis lainnya. Karena kain tradisional dari Sumsel ini memiliki batik Palembang, Kain Pelangi, serta beragam kain yang dimodifikasi untuk pakaian pengantin tradisional.

"Kita juga menyimpan pakaian di zaman prasejarah dan simbolis peninggalan revolusi dalam proses kehidupan dari masa klasik Hindu-Budha, kerajaan Islam, kolonialisme, kemerdekaan sampai kain-kain yang dipakai untuk proses upacara kelahiran, khitanan, perkawinan sampai akhir hayat kematian," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya