TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Liga Bergulir Februari 2021, Asprov PSSI Sumsel: Ada Subsidi Klub

Akui sulit menerima izin pertandingan tahun ini

Asprov PSSI Sumsel, Ucok Hidayat (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memastikan kompetisi bergulir pada Februari-Maret 2021, sesuai surat keputusan tanggal 2 November 2020. PSSI pun meminta manajemen klub melakukan persiapan pertandingan, berdasarkan kesepakatan tanpa ada perubahan ketetapan.

Menyoal manajemen klub yang mengalami kerugian secara finansial, PSSI memastikan akan memberi subsidi dengan persyaratan tertentu. Termasuk mengenai ketentuan hak dan kewajiban antara klub dan pemain serta jajaran pelatih.

"Ada subsidi klub dan komitmen dari pemerintah 2021 untuk menggelar kompetisi," ujar Ketua Asprov PSSI Sumsel, Ucok Hidayat, Rabu (4/11/2020).

Baca Juga: Curhat Legenda SFC Beto Goncalves: Jenuh Latihan Tapi Tak Bertanding

1. Pemberian subsidi tergantung persyaratan

Regulasi subsidi PSSI (IDN Times/Dokumen)

Apabila kompetisi Liga 2 dimulai Februari-Maret 2021 sesuai rencana, dituliskan dalam regulasi jika pemberian subsidi diberikan saat babak penyisihan. Yakni, pemberian subsidi Rp450 juta di babak penyisihan yang akan diserahkan dalam waktu tiga termin, dan pemberian kompensasi penundaan sebesar Rp100 juta yang diberikan dalam waktu empat termin saat kompetisi berlangsung.

Serta subsidi babak 8 besar dan semifinal, masing-masing dana Rp200 juta yang diberikan dalam tenggat waktu dua termin serta pemberian subsidi di babak final, dengan dana senilai Rp500 juta juara pertama. Sedangkan runner up sebesar Rp300 juta yang diberikan setelah kompetisi selesai.

"Karena untuk menggelar (kompetisi) tahun ini, kita memang kesulitan mendapat izin dari polisi sehingga prosedur kesehatan sangat susah dilakukan," kata dia.

2. Pendapatan klub tergantung penonton dan sponsor

Laga persahabat Sriwijaya FC lawan Badak Lampung FC (IDN Times/Istimewa)

Disinggung soal sepak bola luar yang sukses melaksanakan kompetisi dengan menetapkan prosedur kesehatan dan tanpa penonton, mantan manajer Sriwijaya FC ini menyebut Finansial klub bergantung besar dari sponsor dan para penonton. Sehingga kebijakan meniadakan suporter sulit diterapkan di Indonesia.

"Untuk sponsor diambil dari PSSI pusat tapi untuk daerah biaya sebagain besar mengharapkan dari penonton, siapa yang akan membayar pengawas pertandingan, pemeliharaan dan lain lainnya. Kalau klub luar yah mereka uangnya banyak," timpalnya.

Baca Juga: Kompetisi Tanpa Kejelasan, Muba Babel United Mengeluh Kerugian 

Berita Terkini Lainnya