TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspadai Hepatitis, Dinkes Sumsel Jelaskan Cirinya Agar Tak Panik

Seluruh faskes di Sumsel dianggap siap hadapi Hepatitis

ilustrasi virus hepatitis E (pei.de)

Palembang, IDN Times - Kasus Hepatitis misterius menggemparkan Indonesia sejak dua pekan terakhir. Saat diumumkan, Hepatitis misterius tersebut telah menelan tiga korban anak-anak.

Hingga Senin (9/5/2022) tercatat ada 15 kasus hepatitis misterius dan lima di antaranya meninggal dunia. Hal ini memunculkan kewaspadaan Dinas Kesehatan Sumatra Selatan (Dinkes Sumsel) di tengah masih masifnya pandemik COVID-19.

"Sampai saat ini kita terus waspada terhadap segala bentuk penyakit. Virus Hepatitis misterius belum ada di Sumsel," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar kepada IDN Times, Rabu (11/8/2022).

Baca Juga: RSUP M Djamil Sumbar Jadi Rujukan Kasus Berat Hepatitis Misterius

1. Faskes diminta melapor jika menemukan hal mencurigakan

Ilustrasi hepatitis b (onhealth.com)

Dinkes masih melakukan pengawasan dan meminta kepada setiap fasilitas kesehatan (Faskes) agar selalu melaporkan temuan-temuan terkait kasus yang mencurigakan. Selain itu juga, faskes diminta mempersiapkan alat-alat penunjang pemeriksaan untuk mewaspadai Hepatitis misterius tersebut.

"Untuk ruang dan penunjang perawatan selama ini sudah ada," ujar dia.

Baca Juga: Orangtua Berperan Penting Deteksi Gejala Hepatitis Akut pada Anak 

2. Pahami gejala dan tindakan pencegahan

Kadinkes Sumsel, Lesty Nurainy (IDN Times/Rangga Erfizal)

Hal senada diungkapkan Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurainy. Menurut Lesty, pihaknya sudah menerima arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dan diteruskan ke setiap kabupaten dan kota di Sumsel agar bersiap mengantisipasi hal luar biasa.

"Faskes baik rumah sakit, Puskesmas, Labkes, dan KKP, harus memantau dan melaporkan jika ada indikasi kasus tersebut," ujar dia.

Selain bersiap di pelayanan dan fasilitas kesehatan, setiap daerah diminta meningkatkan surveilans dengan meningkatkan kegiatan terkait respon Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). SKDR berfungsi untuk memantau perkembangan tren suatu penyakit menular.

"Kami juga minta agar masyarakat jangan panik dengan adanya kasus Hepatitis akut. Tapi harus tetap waspada. Pahami gejalanya dan pahami apa yang harus dilakukan," kata dia. 

3. Hepatitis perlu dilakukan tindakan medis cepat

Sekda Sumsel, Nasrun Umar beserta Kadinkes Sumsel Lesty Nurainy (IDN Times/Rangga Erfizal)

Penanganan pertama terhadap gejala Hepatitis perlu diketahui masyarakat. Hal ini penting menurut Lesty agar masyarakat lebih waspada dengan gejala penderita. Biasanya, penderita Hepatitis akan mengalami mual disertai muntah, diare berat, atau demam ringan.

Sedangkan pada gejala lanjut, terjadi perubahan di saluran kemih seperti kencing berwarna pekat layaknya teh dan BAB yang berwarna putih pucat. Kemudian warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang, hingga penurunan kesadaran.

"Masyarakat diharapkan mengetahui gejala-gejala Hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya. Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ada yang menunjukkan gejala-gejalanya," jelas dia.

Korban penderita Hepatitis perlu mendapat pertolongan medis yang cepat. Jika merasakan muncul gejala itu, pasien tidak perlu panik. Mereka diminta segera memeriksakan diri ke faskes. Bagi anak-anak, diharapkan orangtua bisa secara bijak memberi pertolongan pertama dengan membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

"Jangan menunggu gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning agar tidak terlambat. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dan fasilitas ICU anak," beber dia.

Baca Juga: Dinkes Muba Tancap Gas Sosialisasi Hepatitis Akut Berat ke Warga

Berita Terkini Lainnya