TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tewas Dimangsa Harimau, Tubuh Warga Lahat Sumsel Ditemukan Terpisah 

Potongan tubuh sudah membusuk, diperkirakan kejadian sudah dua hari

Ilustrasi orang meninggal dunia. IDN Times/Sukma Shakti

Lahat, IDN Times - Teror Harimau Sumatera di kawasan Sumatera Selatan (Sumsel) sepertinya belum berhenti. Baru-baru ini, giliran Suhadi (50), warga Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, yang ditemukan tewas di mangsa satwa liar tersebut.

Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Lahat, bersama jajaran Polres Lahat, lagi melakukan pengecekan ke TKP yang berada di Desa Pajar Bulan.

Dari informasi yang diterima Seketaris Desa Pajar Bulan, Lahat, Yong Liza mengatakan, mereka menemukan korban Suhadi yang sudah tak bernyawa dan diduga kuat korban tersebut menjadi santapan harimau. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah terpisah.

"Warga dan keluarga terdekat korban menemukan potongan tubuh manusia di sekitar kebun yang dikelola korban. Warga juga menemukan bagian kaki, paha, kepala dan tangan namun untuk badannya belum ditemukan." ujar Yong Liza.

1. Warga Desa Pajar Bulan menduga kejadian tewasnya korban sudah dua hari lalu

Pixabay/capri23auto-1767157

Yong Liza mengungkapkan, dari penemuan korban ini, diperkirakan peristiwa tersebut sudah terjadi dua hari lalu, terlebih potongan tubuh yang ada telah membusuk. Jenazah korban sendiri sudah di bawa ke rumah sakit di kota Lahat.

Korban yang sehari-hari bekerja sebagai petani kopi dan petani duren itu, sudah satu minggu ini tidak kembali ke rumah, karena menjaga kebun duren yang sebentar lagi masuk musim panen.

"Kebun duren dan kopinya masih satu wilayah di Desa Pajar Bulan dan korban ditemukan di tengah kebun. Memang duren ini harus dijaga, kalau tidak diganggu monyet. Makanya warga yang berprofesi sebagai petani duren biasanya menunggu kebun ini," ungkap dia.

Baca Juga: BKSDA Menduga Ada Pihak yang Sengaja Buat Jejak Palsu Harimau Sumatera

2. Warga Desa Pajar Bulan sudah diingatkan pemerintah dan Ketua Adat untuk jangan dulu ke kebun

Jejak tapak kaki binatang buas yang diduga Harimau Sumatera, yang ditemukan warga di Kampung 4 kaki Gunung Dempo, Pagaralam, beberapa waktu lalu/IDN Times/Istimewa

Yong Liza melanjutkan, korban yang dibawa ke rumah sakit itu untuk di autopsi guna memastikan apakah kematiannya benar-benar di mangsa harimau. Sebenarnya, terang dia, kejadian ini sudah diantisipasi oleh pemerintah dan aparat dengan mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Namun, masyarakat memilih tetap pergi ke kebun, karena hanya dari hasil kebun lah mereka hidup.

"Warga sudah diingatkan, bahkan ketua adat juga bilang jangan dulu untuk beraktivitas di kebun. Kalaupun harus ke kebun, minimal ada satu atau dua orang yang menemani. Sementara, posisi korban sendirian, karena kalau mau balik ke rumahnya jauh," ujar dia.

Baca Juga: Amarah Harimau Sumatera, Satwa Menyerang atau Manusia Masuk Habitat?

3. Warga minta pemerintah mengeluarkan tindakan tegas atau musnahkan harimau tersebut

Ilustrasi Harimau (Joshua Lee/Unsplash)

Yoga menuturkan, memang kebun kopi dan duren milik korban Suhadi ini sangat berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung, hanya terpaut dua kilometer. Namun, dia membantah jika kebun yang dimiliki korban berada di dalam Hutan Lindung.

"Bukan di Hutan Lindung, tapi hanya berdekatan, cuma dua kilometer. Kalau dari adat sini, korban diterkam harimau, karena beruang madu tidak makan manusia. Namun kita tunggu hasil dari rumah sakit," tutur dia.

"Kami berharap pemerintah mengeluarkan tindakan tegas, sehingga tidak akan ada kejadian terkaman lainnya di wilayah Lahat, Muaraenim dan Pagaralam. Kalau bisa harimau itu dimusnahkan. Minimal BKSDA turunkan tim untuk melacak keberadaannya," tutur dia.

Berita Terkini Lainnya