TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puting Beliung Sapu 60 Rumah di Prabumulih, Setengahnya Rusak Parah

BMKG peringatkan peralihan musim kemarau ke hujan

Warga memperbaiki rumah yang disapu puting beliung (IDN Times/Istimewa)

Prabumulih, IDN Times - Angin puting beliung membuat sebagian daerah di Kota Prabumulih luluh lantak, Rabu (23/9/2020) sekitar pukul 18.00 WIB. Sekitar 60 rumah warga hancur di dua desa, tepatnya Kelurahan Tanjung Rambang, Kecamatan Rambang Kapak Tengah.

"Sebagian besar rumah warga mengalami kerusakan di bagian atap yang terangkat oleh angin puting beliung. Sebanyak 30 rumah rusak parah, dan 30 rumah lagi rusak sebagian," ungkap Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatra Selatan (BPBD Sumsel), Ansori, Kamis (24/9/2020).

Baca Juga: Angin Puting Beliung Hancurkan Puluhan Bangunan di Banyuasin

1. Warga memilih mengungsi ke rumah keluarga

Sebagian rumah atapnya terangkat saat disapu puting beliung (BPBD Sumsel)

Dari kejadian tersebut, warga yang mengalami kerusakan rumah terpaksa harus mengungsi, karena khawatir terjadi puting beliung lanjutan yang bisa terjadi tanpa bisa diprediksi.

"Sejauh ini warga yang rumahnya rusak mengevakuasi ke rumah keluarga ataupun tetangga," ujar dia.

2. BPBD sudah menuju TKP untuk mendata penerima bantuan

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana BPBD Sumsel, Ansori (IDN Times/Rangga Erfizal)

Tim BPBD yang mendapat laporan kejadian langsung datang ke lokasi dan melakukan evakuasi, sekaligus mendata masyarakat yang terdampak. Ansori menjelaskan, tidak ada korban jiwa maupun terluka akibat kejadian ini.

"Untuk kerugian belum kita pastikan berapa. Petugas masih melakukan pendataan untuk memproses bantuan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan," jelas dia.

3. Masyarakat diminta waspada terhadap angin kencang

Kerusakan rumah warga di Prabumulih akibat puting beliung (IDN Times/BPBD Sumsel)

Puting beliung telah terjadi dua kali sepanjang September ini. Pertama pada 5 September 2020 lalu, dan kedua terjadi 23 September 2020. Kejadian pertama terjadi di Banyuasin hingga mengakibatkan beberapa bangunan sekolah dan Politeknik hancur.

"Kejadian angin kencang ini selalu datang tiba-tiba. Masyarakat diminta berhati-hati," tutup dia.

Baca Juga: Peternak Ayam Keluhkan Pancaroba, Picu Hewan Ternak Stres dan Tetelo

Berita Terkini Lainnya