Ini Respon Gubernur & Dokter, Atas Kematian Elsa yang Diduga Kena ISPA
Dokter dan pihak RS Ar Rasyid tak sebut Elsa terpapar ISPA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Gubernur Sumsel, Herman Deru menilai, meninggalnya bayi usia 4 bulan, Elsa Fitaloka, belum bisa di vonis akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), karena tidak ada bukti autopsi terhadap bayi tersebut.
"Dokter spesialis bilang mungkin ada masalah di paru-paru, belum dapat dikatakan terkena ISPA, kecuali hasil autopsinya ada. Jadi kita minta untuk rekan-rekan pers tidak langsung mengidentifikasi dengan ISPA, yang paling jelas hasil autopsi dan pernyataan dokter sendiri," ujar dia, Senin (16/9).
1. Karhutla dianggap belum parah, Gubernur tunggu laporan Dinkes
Menurut Herman Deru, kondisi kabut asap saat ini belum terlalu parah, sehingga pihaknya menilai belum perlu membuat safe house atau rumah singgah bagi masyarakat untuk mendapat perawatan darurat. Namun, pihaknya sudah menginstruksikan satgas karhurla untuk membuat posko-posko kesehatan di titik rawan karhutla.
"Jadi gini, BMKG menilai kualitas udara ada tingkatan, mulai dari sehat, sedang, tidak sehat, dan berbahaya, safe house saya pikir nanti kalau sudah berbahaya," ujar dia.
Herman Deru menjelaskan, belum mengetahui jumlah bayi yang terkena ISPA di Sumsel, dan akan menanyakan terlebih dulu kebenaran data tersebut ke Dinas Kesehatan.
"Soal 2.188 balita yang sudah terkena ISPA, saya akan panggil dulu Kepala Dinas Kesehatan ( Sumsel), karena penyakit ini tersebar tidak berkelompok, ya pokoknya saya instruksikan dibantu agar tidak bertambah lebih parah," jelas dia.
Baca Juga: Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA