Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA 

Kabut asap di Desa Talang Buluh 3 hari ini cukup pekat

Banyuasin, IDN Times - Seperti ada di antara rasa tak rela dan pasrah, pasangan suami istri (pasutri) Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27), hanya bisa terdiam saat harus kehilangan anaknya, Elsa Fitaloka, yang baru berusia empat bulan. 

Bukan tanpa alasan, karena pasutri yang tercatat sebagai warga Desa Talang Buluh RT 08, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, itu sudah kehilangan anak untuk kali kedua. Karena, sebelumnya mereka kehilangan anak sulungnya, Muhamammad Jaru Erdiansyah (4), tiga tahun lalu.  

Nah, kematian Elsa Fitaloka sendiri diduga akibat terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). sama seperti penyakit yang diderita anak sulung Ngadirun dan Ita Septiana tiga tahun lalu. 

"Saya masih trauma juga, sama kayak kematian anak pertama, padahal kita sudah rawat benar (Elsa) dengan hati-hati," ungkap Ngadirun saat ditemui di rumahnya Desa Talang Buluh RT 08, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin, Senin (16/9) dini hari.

1. Elsa sudah mengalami tanda-tanda sakit sejak beberapa hari lalu

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Ngadirun menceritakan, pada Minggu (15/9) kemarin, dia lagi pergi ke ladang saat anaknya Elsa dibawa ke rumah sakit oleh istri dan warga sekitar pukul 11.00 WIB, karena diketahui mengalami sesak napas. Ngadirun juga baru mengetahui kabar anaknya saat tiba di rumah siang hari, setelah diberi tahu oleh tetangga.

"Saya bingung rumah terkunci, kata tetangga istri saya dan anak saya sedang dibawa ke Rumah Sakit," jelas dia.

Ketika itu, Ngadirun hanya sempat berpikir kalau anaknya hanya mengalami sakit biasa. Karena memang sudah beberapa hari terakhir ini ada ruam merah di kepala dan tangan, serta batuk, pilek dan kembung. Menurutnya, mereka sempat membawa Elsa berobat di bidan desa dan diberikan obat. Atas dasar itulah, Ngadirun berpikir jika anaknya akan sembuh.

"Sudah tiga harian di bawa ke luar untuk berobat, karena kembung batuk dan pilek. Memang biasanya suka diajak ke rumah neneknya, selebihnya paling dibawa di sekitar rumah saja mainnya," kata Ngadirun.

2. Dokter di RS Ar Rasyid menduga Elsa terpapar ISPA

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Ngadirun mengungkapkan, kondisi Elsa semakin memburuk pada Minggu pagi kemarin. Kemudian, dari penuturan istrinya, Elsa sempat mengalami sesak napas hingga akhirnya dibawa kembali ke bidan desa. Dari bidan desa, lalu disarankan ke rumah sakit Sukajadi yang berjarak 13 kilometer dari rumah.

"Jadi dari rumah dibawa dulu lah ke bidan, bidan menyarankan ke rumah sakit terdekat di Sukajadi. Dari Sukajadi baru diarahkan ke Rumah Sakit Ar Rasyid, karena alat-alat di Sukajadi tidak lengkap. Selama perjalanan ke rumah sakit, Elsa dibawa menggunakan motor," ungkap Ngadirun.

Setelah tiba di Rumah Sakit Ar Rasyid, Elsa langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dokter jaga mengklaim kalau anaknya terkena ISPA dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.

"Dokter bilang kondisinya 50-50, bisa paru-paru atau infeksi di kepala oleh virus," jelas dia.

3. Sempat di rujuk ke RSMH Palembang sebelum akhirnya meninggal

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Selama perawatan di IGD Rumah Sakit Ar Rasyid, Ngadirun bersama keluarganya tetap menunggu untuk dipindahkan ke RSMH. Karena belum ada kamar, terpaksa anaknya menunggu dan dirawat sementara di Ar Rasyid.

"Waktu disarankan untuk pindah saya bilang mana yang terbaik, saya juga tanya apa tindaklanjutnya. Saya sempat marah ke dokter spesialis kenapa diulur untuk di rujuk, mereka bilang penuh sehingga akhirnya anaknya dirawat di Ar Rasyid," kata Ngadirun berusaha tegar.

Namun, saat waktu menunjukkan pukul 18.30 WIB, ketika Ngadirun lagi disibukkan mengurus administrasi rumah sakit, Elsa dinyatakan meninggal dunia. Elsa pun langsung dibawa keluarga pulang ke rumah.

4. Tiga hari terakhir asap pekat menggedor rumah

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Ngadirun menuturkan, letak rumah mereka sendiri berada tidak jauh dari jalan utama dan dikelilingi perkebunan karet, jadi hawanya sangat terasa berbeda saat malam hari. Apalagi, kondisi cuaca tiga hari terakhir memang tidak bersahabat. Kabut asap terasa setiap malam hingga pagi hari.

"Terakhir pada Sabtu (14/9) malam, kondisi udara sangat berbeda terasa hingga ke dalam rumah. Bau asap itulah mungkin membuat anak saya mulai terjangkit sasak napas," tutur dia.

Ngadirun sadar, bahwa apa yang dihadapinya saat ini tidak lain adalah cobaan. Setelah kehilangan anak untuk kedua kalinya, dia mengaku hanya bisa pasrah.

"Saya tidak ada firasat, cuma memang berapa hari ini suka masak nasi basi. Kalau kata orang bakal ada yang sakit," jelas dia.

Atas kejadian ini, Ngadirun enggan menyalahkan pihak rumah sakit, meski dirinya menganggap proses yang dilalui anaknya selama 7 jam tidak berbuah hasil.

"Rencananya jenazah Elsa akan dimakamkan berdampingan dengan kakaknya di pemakaman TPU Desa Talang Buluh," ungkap dia.

Baca Juga: Kualitas Udara Memburuk, Gubernur Sumsel: Ini Asap dari Malaysia

5. Kondisi Elsa terus menurun saat akan dirujuk

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Sementara, Wakil Ketua Badan Pemusyawarahan Desa (BPD) Talang Buluh, Agus Darwanto mengatakan, terkait kematian Elsa, pihak keluarga tidak mengetahui penyebab pastinya, karena belum ada alat yang memeriksa Elsa. Namun sesak napas yang dialami bayi 4 bulan itu tidak kunjung membaik hingga Elsa mengembuskan napas terakhir.

"Dokter bilang kemungkinan ISPA, bisa bakteri, tetapi tidak tahu pasti karena belum ada pemeriksaan medis pakai alat. Selama ini sehat-sehat saja," kata dia.

Baca Juga: Kabut Asap Menebal, Jadwal Masuk Siswa SMA Palembang Pukul 08.00WIB 

6. Desa Talang Buluh langganan terkondisi kabut asap saat kemarau

Bayi 4 Bulan di Desa Talang Buluh Diduga Meninggal Akibat ISPA IDN Times/Rangga Erfizal

Kepala Dusun III Talang Buluh, Suyatno mengungkapkan, bahwa kediaman mereka memang sudah terpapar kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karhutla) dalam sepekan terakhir.

Saat IDN Times menyambangi desa tersebut pada Senin dini hari, kondisi kabut asap di desa yang dihuni 800 kepala keluarga itu sudah terasa, walau belum begitu mengganggu pernapasan.

"Kita enggak tahu Elsa meninggalnya karena asap atau bukan, cuma memang terasa asapnya. Musim kemarau memang selalu seperti ini, sekarang juga masih terasa. Asapnya bahkan akan semakin pekat," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya