TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa Sekolah Kesetaraan di Palembang Kesulitan Belajar Daring

Fasilitas di sekolah ini tak mendukung, hiks

Ilustrasi siswa belajar menggunakan komputer (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Pandemi corona yang terjadi di Indonesia khusunya Palembang, turut memengaruhi sistem belajar para siswa dan sisiwi di sekolah kesetaraan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Palembang. 

Diungkapkan, Kepala SKB dan Sekolah Filial Palembang, Herman Wijaya, para pelajar tersebut kesulitan dan tidak maksimal menerima ilmu melalui sistem dalam jaringan atau daring (online).

"Karena alatnya tidak mendukung, belajar online harus punya hp android dan laptop. Siswa kita ini tidak semua punya karena bukan dari kalangan atas," ungkap dia, Kamis (16/4).

Baca Juga: Wali Kota Palembang: Masih Ada 38 Ribu Warga Butuh Bantuan

1. Sistem daring beralih dengan cara belajar mandiri dan wajib lapor

Elias untuk IDN Times

Herman mengatakan, sistem daring yang diperuntukkan untuk belajar jarak jauh sebagai upaya menghindari kegiatan berkumpul di sekolah, kini beralih dengan belajar mandiri.

"Harusnya daring ada aplikasi dan mereka belajar, tapi terhambat fasilitas. Kita minta mereka mengejar pelajaran mandiri, kalau tidak mengerti tanya ke guru dan telepon untuk laporan kegiatan," katanya.

Alternatif lain yang dilakukan adalah belajar dengan sistem jadwal, agar para siswa bisa saling pinjam peralatan online. "Kalau terpaksa sekali, dibuat kelompok siswa," timpal Herman.

Baca Juga: Penerima Bansos di Sumsel Bertambah, 132.110 KK Terdampak COVID-19

2. Siswa SKB terpaksa datang ke sekolah untuk penilaian ujian

ilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

Padahal dalam masa social distancing akibat corona ini, jelas Herman, para siswa sudah diberikan surat edaran untuk belajar di rumah. Permasalahannya adalah kebijakan tersebut tidak bisa sepenuhnya diikuti oleh guru dan siswa di SKB.

"UN sudah tidak ada lagi, nilai untuk UN gantinya dari sekolah juga. Cara agar siswa bisa dapat nilai, mereka harus menjawab soal. Akibat terbatasnya fasilitas, pilihannya siswa mengambil soal di sekolah dan dikerjakan di rumah," jelasnya.

Cara lainnya yang juga diterapkan yakni meminta seorang siswa yang memiliki handphone untuk menyebarkan soal ke teman-teman mereka, dan belajar bersama-sama di rumah. Setelah soal selesai dikerjakan baru ada penilaian.

Baca Juga: 17 Ribu Pelanggan PDAM Palembang Gratis Air 2 Bulan

Berita Terkini Lainnya