Kantor Ledeng Wako Palembang Ditawarkan ke Investor
Bangunan bersejarah Palembang itu diusulkan menjadi hotel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kokoh, kuat, dan memiliki nilai sejarah. Begitu kesan pertama melihat konstruksi setinggi 35 meter di Jalan Merdeka Palembang. Bangunan bingen berbentuk dasar kotak dengan atap datar itu selesai dibangun tahun 1929 silam dan menghabiskan biaya sekitar 1 ton emas.
Dulunya, gedung peninggalan Belanda berdesain Se Stjil mengikuti rancangan arsitek Ir. S. Snuijf yang merupakan instalasi pengolahan air bersih. Disebut Kantor Menara Air (ledeng) atau Water Torren, nama tersebut tenar sejak tahun 1928 pada masa Wako Palembang dijabat bangsa kolonial, Ir R.C.A.F.J. Le Cocq d Armandville. Kini bangunan itu dijadikan Kantor Wali Kota (Wako) Palembang.
Baca Juga: Palembang Bidik Investasi Rp3,2 Triliun, tapi Realisasi di Bawah 50 Persen
1. Wisata heritage bakal jadi kota tua dan berintegrasi dengan kawasan BKB Palembang
Sudah puluhan tahun menjadi wilayah perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, kini area penuh sejarah itu bakal dijadikan kawasan wisata heritage berintegrasi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Benteng Kuto Besak atau BKB. Sedangkan Kantor Wako Palembang direncanakan pindah ke kawasan Keramasan.
"Gedung Pemkot kita punya rencana akan ada kantor terpadu di Keramasan. Tanahnya milik Pemprov seluas 90 hektar. Saat ini tengah mengupayakan hibah. Jadi yang di Jalan Merdeka bisa dijadikan museum atau pusat Kota Tua, kawasan heritage, dan pembangunannya tidak ada perubahan karena integrasi dari BKB," ujar Wako Palembang, Harnojoyo.
Baca Juga: Pemprov Sumsel Sulap Sawah Rawa Jadi Kantor Terpadu Baru
Baca Juga: Pembangunan Sekanak Lambidaro Berlanjut, Anggaran Tambah Rp9 miliar