Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pelaku Persekusi Dokter Ngaku Keluarga Bupati, Toha: Tidak Benar!

Bupati Muba Toha Tohet. (Dok. Pemkab Muba)
Bupati Muba Toha Tohet. (Dok. Pemkab Muba)
Intinya sih...
  • Toha tegaskan jangan takut dan tetap proses hukum
    • Toha menegaskan akan menyelesaikan perkara persekusi dokter Syahpri Putra Wangsa sampai tuntas
    • Pemkab Muba berkoordinasi dengan Forkopimda untuk memberikan dukungan kepada dokter Syahpri.
    • Keluarga pasien minta rekaman CCTV dibuka
      • Keluarga pasien meminta rekaman CCTV rumah sakit ditunjukkan untuk membuka kronologi yang sebenarnya
      • Mereka belum diberikan akses untuk mendapatkan rekaman tersebut.
      • Keluarga pasien sebut pelayanan VIP kurang layak
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times - Pelaku persekusi dokter Syahpri Putra Wangsa di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mengaku memiliki hubungan kerabat dengan Bupati Muba, Toha Tohet. Pernyataan keluarga pasien bernama Ismet Syaputra itu sontak membuat heboh warganet dan meminta kejelasan langsung dari sang bupati.

Pernyataan klaim sepihak tersebut langsung ditepis oleh Toha. Ia membantah keras dan tidak ada hubungan dengan keluarga pasien yang diduga melakukan intimidasi terhadap dokter di RSUD Sekayu tersebut.

"Itu tidak benar. Saya tegaskan bahwa saya bukan keluarganya, Pemkab Muba mendukung proses hukum yang saat ini sudah masuk dalam laporan ke polisi," ujarnya Senin (18/8/2025).

1. Toha tegaskan jangan takut dan tetap proses hukum

Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)
Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)

Sanggahan tersebut sudah diberikan Toha kepada jajaran direksi RSUD maupun Dinkes Muba pada pertemuan 14 Agustus lalu. Dalam pertemuan tersebut, Bupati Muba menegaskan akan menyelesaikan perkara itu sampai tuntas.

"Sekarang kan sudah masuk dalam proses hukum di Polres Muba, jadi kita hormati saja dulu proses hukumnya," tegasnya.

Pemkab Muba juga telah berkoordinasi dengan seluruh Forkopimda untuk memberikan dukungan kepada Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

"Saya menegaskan agar tidak ada yang takut. Forkopimda Muba ada di belakang dokter Syahpri,” terangnya.

2. Keluarga pasien minta rekaman CCTV dibuka

Suasana pertemuan dokter Syahpri dengan keluarga pasien yang melakukan intimidasi. (Dok. Istimewa)
Suasana pertemuan dokter Syahpri dengan keluarga pasien yang melakukan intimidasi. (Dok. Istimewa)

Ismet Syaputra, mewakili keluarga pasien sempat meminta agar rekaman CCTV rumah sakit tersebut ditunjukkan kepada publik untuk membuka kronologi yang sebenarnya. Menurut Ismet, video yang beredar viral di media sosial itu hanya menampilkan sepotong dari kejadian.

Selain itu, video tidak memperlihatkan kronologi secara lengkap. Karena video sepotong yang beredar luas, publik menilai berat sebelah karena terlihat dari rekaman hanya keluarga pasien yang tampak emosi.

"Sebenarnya sudah ada mediasi dengan pihak rumah sakit. Bahkan, kami sudah saling minta maaf. Tapi, tiba-tiba diviralkan, dan seolah-olah kami yang salah," ujarnya.

Keluarga pasien sempat menanyakan terkait rekaman CCTV di ruangan tersebut untuk menunjukkan kepada publik kronologi yang sebenarnya. Akan tetapi, mereka belum diberikan akses untuk mendapatkan rekaman tersebut.

"Saya sudah minta CCTV ke petugas yang jaga tapi katanya bukan kewenangannya. Bahkan danru (Komandan Regu) sekuriti bilang rekamannya disambar petir. Kalau CCTV dibuka, publik bisa melihat bagaimana awalnya," ucap Ismet.

3. Keluarga pasien sebut pelayanan VIP kurang layak

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Sebagai informasi kasus pengancaman dan intimidasi dokter RSUD Sekayu ini diduga dilakukan oleh keluarga pasien dengan Korban Syahpri Putra Wangsa (44), warga Kota Palembang yang merupakan Seorang dokter di RSUD Sekayu Pada Selasa (12/8/2025).

Hal ini terjadi di ruang isolasi VIP Leban RSUD Sekayu, Kabupaten Muba. Sesuai laporan polisi nomor LP/B/323/VIII/2025/SPKT/Polres Muna/Polda Sumsel, korban saat itu tengah melakukan visit pada pasien berinisial R yang dilaporkan oleh korban.

Berdasarkan kronologi dari korban, saat itu tiba-tiba terlapor SD bersama dengan seorang laki-laki marah-marah, meminta pasien tersebut dipindahkan ke ruang VIP non-infeksi.

Dengan alasan bahwa pelayanan di Ruang VIP RSUD Sekayu tidak layak, terlapor kemudian menarik masker yang dikenakan korban secara paksa. Aksi tersebut membuat korban merasa terancam dan terintimidasi. Atas kejadian tersebut, Syahpri secara resmi melaporkan peristiwa itu ke Polres Muba.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us