Mediasi, Disdik Muratara Panggil Orang Tua Anak Terlibat Bullying

- Sanksi akan disesuaikan dengan aturan hukum anak-anak
- Pemkab Muratara mempertimbangkan sanksi yang tidak merusak mental anak
- Pertengkaran dipicu status tangkapan layar percakapan dari WA
Musi Rawas Utara, IDN Times -Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menindaklanjuti dan melaksanakan rapat terkait peristiwa viral perundungan pelajar SMP baru-baru ini. Orang tua siswi berkaos hitam yang dalam video viral sebagai pelaku perundungan sudah dipanggil, termasuk wali korban dan pihak sekolah untuk mengupayakan mediasi.
Meskipun peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah, namun pihaknya akan tetap memberikan sanksi yang sesuai dengan hukum dan aturan siswa.
1. Sanksi akan disesuaikan dengan aturan hukum anak-anak

Kadisdik Kabupaten Muratara, Zazili mengatakan, tujuan mediasi ini diupayakan untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
"Semua pihak sudah kami panggil, sudah dikomunikasikan dan kita lakukan mediasi," ujarnya.
Menurutnya, terkait sanksi dari pihak sekolah tetap akan diberlakukan agar ada efek jera. Namun, untuk upaya sanksinya seperti apa belum final dan menunggu hasil rapat selanjutnya.
"Pelajar yang melakukan hal sama meskipun di luar jam sekolah akan diberikan sanksi. Sanksi sesuai dengan aturan anak-anak, karena seharusnya itu dapat memberikan pembelajaran," jelasnya.
2. Pemkab Muratara mempertimbangkan sanksi yang tidak merusak mental anak

Sekda Kabupaten Muratara, Elvandari menambahkan, pihaknya sudah memerintahkan Disdik dan Dinas PMD-P3A untuk pendampingan baik korban dan terduga pelaku.
"Pendampingan itu bukan hanya korban saja, tapi terduga pelaku juga karena keduanya masih di bawah umur," ungkapnya.
Terkait sanksi sosial yang diinstruksikan oleh Bupati, Pemkab Muratara tengah mempertimbangkan supaya sanksi itu ke depan tidak merusak mental pelajar yang bersangkutan.
"Nanti akan kita sesuaikan dengan dunia kependidikan, misalnya mereka harus menamatkan beberapa juz Alquran," ucap Sekda.
3. Pertengkaran dipicu status tangkapan layar percakapan dari WA

Sementara itu, berdasarkan keterangan ibu korban, Linda, pertengkaran terjadi setelah anaknya mengunggah status tangkapan layar percakapan yang membuat terduga pelaku tersinggung dan marah.
Status tersebut lantas memicu cekcok lewat pesan WhatsApp hingga akhirnya korban memblokir nomor terduga pelaku. Tak terima diblokir, terduga pelaku mendatangi rumah korban dan mengajak korban keluar.
Tanpa curiga, korban mengikuti ajakan tersebut. Namun di tengah perjalanan, korban mulai menyadari adanya niat tidak baik dan berusaha melarikan diri ke rumah kerabat ibunya, yakni Indra. Setibanya di depan teras rumah Indra, terduga pelaku langsung meluapkan amarahnya dengan menjambak, menginjak, dan menendang berkali-kali hingga korban terkapar dalam kondisi lemas.
Mendengar ada keributan, warga sekitar segera berdatangan dan melerai aksi kekerasan tersebut. Dalam kondisi luka-luka, korban kemudian dibawa pulang dan ibu korban langsung membuat laporan ke Polres Muratara.


















