Dukung Dokter RSUD Sekayu , dr. Tirta: Nakes Bukan Lawan Sparring MMA

- dr. Tirta mengecam tindakan persekusi terhadap dokter RSUD Sekayu oleh keluarga pasien, menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum dan tidak pantas.
- Kekecewaan atas pelayanan rumah sakit tidak seharusnya dilampiaskan kepada tenaga medis karena mereka telah bekerja sesuai SOP untuk melayani pasien.
- Tirta mendukung langkah hukum dokter korban persekusi dan meminta agar kekecewaan tidak disalurkan dalam bentuk kemarahan dan emosi
Palembang, IDN Times - Kasus persekusi yang menimpa dokter spesialis ginjal di RSUD Sekayu, dr. Syahpri Putra Wangsa, oleh keluarga pasien menuai respons tegas dari dokter sekaligus influencer, dr. Tirta Mandira Hudhi. Melalui akun media sosialnya, dr. Tirta menyayangkan insiden tersebut dan mendukung penuh langkah hukum yang diambil oleh korban.
Menurutnya, tindakan main hakim sendiri terhadap tenaga kesehatan (nakes) tidak dapat dibenarkan, apa pun alasannya. Ia menekankan bahwa ada jalur yang semestinya bisa ditempuh jika keluarga pasien merasa tidak puas dengan pelayanan.
1. Minta keluarga pasien tidak melampiaskan kemarahan ke dokter

dr. Tirta mengaku kecewa atas perlakuan tidak menyenangkan yang diterima sejawatnya. Ia menegaskan, apa yang dilakukan dr. Syahpri dalam menangani pasien sudah sesuai dengan prosedur standar operasi (SOP) yang berlaku. Ia pun mengingatkan agar kekecewaan terhadap sistem administrasi rumah sakit tidak dilampiaskan kepada dokter atau perawat.
"Mengenai salah satu sejawat saya yang mendapatkan perlakuan sangat tidak menyenangkan dari keluarga pasien, secara umum saya kecewa. Apa yang dilakukan sejawat saya itu sudah benar," ungkap Tirta melalui akun Instagram pribadinya @dr.tirta, Senin (18/8/2025).
Ia mencontohkan masalah antrean laboratorium yang disebut menjadi pemicu emosi keluarga pasien. Menurutnya, hal tersebut berada di ranah administrasi, bukan tanggung jawab dokter yang sedang bertugas.
"Soal antrean, pemeriksaan laboratorium itu ada urutannya. Kalau ada teman-teman marah soal antrean, itu adalah urusan administrasi yang dilakukan oleh rumah sakit," sambungnya.
2. Minta keluarga pasien kendalikan emosi

dr. Tirta mengimbau masyarakat untuk dapat mengendalikan emosi. Tindakan intimidatif seperti menarik kerah baju dan menantang berkelahi hanya akan memperkeruh suasana dan berimplikasi pada masalah hukum yang lebih serius.
"Jadi saran saya, buat kawan-kawan, kendalikan emosi masing-masing," jelas dia.
Lebih lanjut, dr. Tirta mendukung penuh keputusan dr. Syahpri Putra Wangsa yang melaporkan insiden persekusi ini ke pihak kepolisian. Ia berharap langkah hukum ini dapat memberikan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan, baik di Sekayu maupun di daerah lain.
"Saya mendukung penuh proses ini (hukum) agar menjadi efek jera bagi yang lain. Bayangin, saya memeriksa pasien, terus pasien datang karena cedera otot tapi tidak puas tiba-tiba bak (memukul-red), yang terjadi itu bukan pemeriksaan malah aduh sparring MMA," jelas dia.
3. Komplain rumah sakit sudah ada tempatnya

Ia menjelaskan bahwa setiap rumah sakit telah menyediakan sarana untuk menampung keluhan pasien. Seharusnya, jalur tersebut yang dimanfaatkan, bukan dengan melakukan kekerasan.
"Rumah sakit ada medianya. Kekecewaan teman-teman ketika ingin komplain bisa disalurkan lewat kotak kritik dan saran. Lalu ada Humas RS. Masa yang dijotosi malah dokter," jelasnya.
4. Dokter Syahpri pilih tempuh jalur hukum

Diberitakan sebelumnya, dr. Syahpri Putra Wangsa melaporkan keluarga pasien ke Polres Musi Banyuasin (Muba) atas tindakan persekusi yang dialaminya. Insiden tersebut terjadi ketika ia sedang melakukan kunjungan (visit) di ruang VIP RSUD Sekayu pada Selasa (12/8/2025) lalu.
Saat itu, ia dipaksa oleh keluarga pasien untuk membuka maskernya. Merasa terintimidasi, ia pun menempuh jalur hukum untuk memberikan pelajaran dan melindungi rekan-rekan nakes lainnya.
"Yang jelas saya mewakili seluruh nakes di Indonesia, jangan sampai terjadi Syahpri-Syahpri yang lain. Jadi kita harus menentukan sikap, harus tegas," kata Syahpri kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).