Dokter Forensik Beberkan Kemungkinan Proses Autopsi Santri Gontor

Palembang, IDN Times - Dokter Forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, AKBP Mansyuri, membenarkan ada permintaan untuk autopsi oleh Polres Ponorogo untuk mengungkap kasus kekerasan terhadap santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Albar Mahid (17).
Mansyuri menilai, banyak pertimbangan dan kemungkinan proses autopsi tetap dilaksankan meski pemakaman jenazah telah berlangsung hampir dua pekan.
"Korban sudah dimakamkan sejak 23 Agustus 2022, jadi hampir dua pekan. Ada kemungkinan kondisi jasad sudah mengalami pembusukan," ungkap Mansyuri kepada IDN Times, Selasa (6/9/2022).
1. Struktur tanah pengaruhi proses autopsi

Lokasi pemakaman yang berada di wilayah dataran rendah seperti rawa, memungkinkan proses pembusukan akan terjadi lebih cepat. Kondisi ini dinilai akan mempersulit autopsi yang akan dilakukan.
"Karakteristik lokasi pemakaman berbeda-beda dan memengaruhi proses pembusukan. Beberapa TPU seperti Puncak Sekuning dan Kamboja lumayan kering. Sedangkan Kebun Bunga dan daerah Kalidoni struktur tanahnya lembab atau basah," ujar dia.
2. Polisi belum terima persetujuan keluarga

Sebelum proses autopsi dilakukan, semua kemungkinan bisa terjadi. Tim Forensik mencari bekas luka untuk mendapat gambaran luka yang dialami korban. Beberapa laporan mengenai gambaran kondisi korban biasanya sudah diterima tim sebelum autopsi dilakukan, demi memudahkan pemeriksaan.
"Cuma informasi terakhir yang saya terima masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga. Jadi belum tahu," ujar dia.
3. Pihak keluarga masih rembuk

Penasihat hukum keluarga korban, Titis Rachmawati, menyebut pihak keluarga masih berkoordinasi. Namun sampai sejauh ini belum ada kabar untuk autopsi dari pihak keluarga.
"Proses autopsi kalau memang dibutuhkan penyidik kita harus rembuk keluarga lagi, apakah ada cara lain," jelas dia.