Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Kasus Dokter RSUD Sekayu Diintimidasi Keluarga Pasien

Suasana pertemuan dokter Syahpri dengan keluarga pasien yang melakukan intimidasi. (Dok. Istimewa)
Suasana pertemuan dokter Syahpri dengan keluarga pasien yang melakukan intimidasi. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Keluarga pasien kecewa dengan pelayanan VIP di RSUD Sekayu
  • Dokter Syahpri diperlakukan kasar sampai masker dibuka paksa oleh keluarga pasien
  • IDI Muba dan RSUD Sekayu bawa kasus ini ke Polres Muba untuk diproses sesuai prosedur hukum
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times - Dunia medis kembali mengalami kriminalisasi dialami seorang tenaga kesehatan. Kali ini korbannya Syahpri Putra Wangsa, dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Video persekusi dokter yang terkenal penyabar ini viral di media soal. Dengan nada emosi, keluarga pasien melontarkan kalimat tak sepatutnya dan diduga berisi ancaman terhadap dokter Syahpri.

Bahkan dengan kasar, salah seorang pria menarik paksa masker yang dikenakan korban. Tindakan ini menyulut emosi publik dan melukai profesi tenaga kesehatan.

Berbagai dukungan datang terhadap dokter Syahpri dan meminta agar kasus ini diseret ke ranah hukum. Lantas seperti apa fakta lainnya kasus yang kini viral di media sosial ini? Berikut 5 fakta dokter RSUD Sekayu diintimidasi keluarga pasien IDN Times rangkum.

1. Keluarga pasien kecewa dengan pelayanan VIP

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Berharap bisa mendapat pelayanan cepat sebagai pasien VIP, Ismet Syaputra justru kecewa karena sang ibu yang dirawat di RSUD Sekayu harus menunggu dokter hingga empat hari sejak masuk rumah sakit.

Pasien dengan atas nama Rita, yang merupakan ibu Ismet, datang sejak Jumat rujukan dari Klinik Smart Medica Sekayu. Dari penuturan Ismet, ibunya dirawat karena diabetes komplikasi.

Pihak keluarga bahkan diminta menunggu hasil tes laboratorium sampai Selasa. Namun menurut Ismet, pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Kekecewaan Ismet bertambah ketika mengetahui hasil pemeriksaan dahak ibunya yang ia klaim sudah tersedia sejak Sabtu, namun baru dicek beberapa hari kemudian.

2. Dokter Syahpri diperlakukan kasar sampai masker dibuka paksa

Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)
Viral dokter di RSUD Sekayu dimarah keluarga pasien. (Dok. Istimewa)

Penjelasan dari dokter Syahpri lantas tak bisa meredam emosi Ismet dan saudaranya. Situasi di ruang perawatan memanas, korban sempat meminta satu perawat bersiap merekam dan perawat lainnya memanggil petugas keamanan karena khawatir ada tindakan kekerasan.

Dokter Syahpri berusaha setenang mungkin menjelaskan kondisi pasien. Namun keluarga pasien tetap meminta ia melepas masker, yang awalnya sempat ditolak karena SOP rumah sakit. Hingga terjadilah aksi tarik paksa tersebut dan korban dalam keadaan tertekan dipaksa menjelaskan alasan pemeriksaan pasien yang dinilai lambat.

3. IDI Muba dan RSUD Sekayu bawa kasus ini ke Polres Muba

Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)
Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)

Usai mengalami tindak kekerasan dari keluarga pasien saat bertugas, Syahpri Putra Wangsa didampingi pihak RSUD Sekayu dan IDI Muba membuat laporan ke Polres Muba pada Rabu (13/8/2025).

Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, Zwesty Devi menyampaikan, pihaknya mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan keluarga pasien terhadap dokter Syahpri.

IDI Muba juga siap mendampingi dan melindungi anggotanya jangan sampai kejadian seperti ini lagi terhadap nakes. Karena nakes dilindungi dalam UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.

Sama halnya dengan yang dilakukan RSUD Sekayu, tetap membawa persoalan ini ke ranah hukum meskipun sudah ada mediasi antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien. Plt Direktur RSUD Sekayu drg. Dina Krisnawati Oktaviani mengatakan, pertemuan tersebut bukan bertujuan untuk menghentikan proses hukum melainkan pemberian ruang klarifikasi dari keluarga pasien atau terduga pelaku.

Maka itu, hasil pertemuan tersebut hanya menjadi bahan pertimbangan aparat penegak hukum dan bukanlah keputusan akhir. Pihak rumah sakit menegaskan apapun bentuk kekerasan, intimidasi atau tindakan yang mengancam keselamatan nakes tidak dapat dibenarkan.

4. Satu-satunya dokter subspesialis ginjal dan hipertensi di Muba

Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)
Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)

Sosok Syahpri bukan kaleng-kaleng di dunia medis Sumsel. Pria yang memiliki nama lengkap dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD-KGH, FINASIM ini merupakan dokter Sub Spesialis Ginjal dan Hipertensi di RSUD Sekayu.

Selama ini, Syahpri dikenal rekan sejawat sebagai dokter yang baik, pendiam, sabar dan sopan serta profesional. Gelar yang didapat dokter Syahpri bukan sembarangan, karena pengalaman di bidangnya sudah sangat mumpuni.

Masyarakat menilai beruntung sekali Kabupaten Muba mempunyai dokter sub spesialis ginjal dan hipertensi yang hanya ada 110 dokter se-Indonesia sehingga masyarakat Muba tidak jauh-jauh lagi berobat dan cuci darah.

5. Polisi sudah periksa dua saksi dan masih dalam penyelidikan

Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)
Dokter Syahpri ditemani rekannya saat membuat laporan ke Polres Muba. (Dok. Istimewa)

Kasus intimidasi dokter di RSUD Sekayu oleh keluarga pasien kini telah diserahkan ke pihak kepolisian. Polisi memastikan jika kasus ini tetap akan diproses sesuai prosedur yang berlaku.

Kapolres bahkan memberi asistensi langsung terhadap Kasatreskrim dan Kasi Propam agar kasus ini berjalan sesuai prosesnya. Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari RSUD Sekayu dan korban dokter Syahpri secara langsung pada Rabu (13/8/2025).

Kapolres juga menyebutkan sudah dua orang saksi diperiksa. Terkait pasal apa yang harus diterapkan, masih perlu diselidiki terlebih dahulu karena pihaknya baru sebatas menerima laporan terkait peristiwa tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us