TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gunung Marapi Sumbar Disebut Punya Siklus Erupsi Tahunan 

Erupsi Gunung Marapi di awal 2023 diduga sebagai pembuka

Petugas Pos Pemantau Gunung Marapi Sedang Memantau Alat Seismograf

Bukittinggi, IDN Times - Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi, Sumatra Barat (Sumbar), Teguh Purnomo, mengungkap fakta baru jika Gunung Marapi yang memiliki ketingian 2.891 MDPL memiliki siklus erupsi tahunan.

Sikulus itu terjadi dengan rentang watu 2 sampai 4 tahun sekali. Terakhir, erupsi serupa terjadi pada 4 Juli 2017 lalu. 

Baca Juga: Seismograf Rekam 15 Kali Kejadian Erupsi Gunung Marapi Sumbar 

Baca Juga: Belasan Pendaki Dipastikan Sudah Turun dari Puncak Gunung Marapi  

1. Diduga menjadi erupsi pembuka

Erupsi Gunung Marapi Sumatra Barat. IDN Times/PVMBG

Teguh mengatakan, erupsi di awal 2023 bisa dikatakan sebagai pembuka. Namun demikian masih dibutuhkan kajian dan analisis mendalam terkait dugaan tersebut. Evaluasi menyeluruh kata Teguh baru dapat dilakukan minimal 3x24 jam pasca erupsi yang pertama kali.

"Belum pasti. Kita lihat dulu apakah akan meningkat atau justru menurun. Ini masih dini. Kita akan terus pantau data dan perkembangannya," ujar Teguh, Minggu (8/1/2023).

2. Gempa tremor masih terjadi

Seismograf Di Pos Pemantau Gunungapi Marapi Sumbar. IDN Times/Andri NH

Lebih lanjut Teguh menyebutkan jika sampai kini Seismograf masih merekam dan mencatat adanya gempa tremor. Selain itu, letusan kecil juga terekam di Seismograf dengan amplitudo 1-23.4 mm berdurasi antara 45 hingga 109 detik.

Pun dengan hembusan terdeteksi ada 4 kali hembusan, satu kali gempa Tornillo dengan durasi 12 detik, 1 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 19.5 mm berdurasi 20.8 detik, serta gempa tektonik jauh sebanyak 4 kali dengan durasi antara 45 hingga 200 detik.

Baca Juga: Pasca Erupsi Marapi, BKSDA Sumbar Antisipasi Potensi Migrasi Satwa  

Berita Terkini Lainnya