5 Tips Memilih Anak Kucing yang Sehat untuk Dipelihara, Wajib Tahu!

Apakah kamu sedang berencana untuk mengadopsi anak kucing sebagai anggota keluarga baru? Memiliki kucing memang bisa jadi pengalaman yang menggemaskan sekaligus menyenangkan. Tapi tunggu dulu, jangan asal pilih karena gemas, ya!
Memilih anak kucing yang sehat itu penting banget untuk menghindari masalah kesehatan di kemudian hari. Plus, kucing yang sehat juga bakal lebih aktif dan playful, bikin pengalaman pet parenting kamu jadi lebih menyenangkan. Nah, berikut adalah lima tips penting sebelum kamu membawa pulang si menggemaskan ke rumah!
1. Perhatikan kondisi fisik si kecil secara detail

Kondisi fisik anak kucing jadi indikator utama kesehatannya. Mata mereka harus terlihat cerah, bersih, dan bebas dari kerak atau cairan berlebih. Hidung juga sebaiknya tidak berlendir atau tersumbat. Bulu kucing yang sehat biasanya halus, mengilap, dan tidak rontok berlebihan.
Jangan lupa periksa bagian telinga, mulut, dan area sekitar bokong. Telinga harus bersih tanpa bau menyengat, sementara gusi sebaiknya berwarna pink segar. Kalau ada tanda infeksi, seperti kotoran berwarna aneh atau bau tidak sedap, mungkin itu tanda si kecil kurang sehat.
2. Amati tingkah laku dan gerak-geriknya

Anak kucing yang sehat biasanya aktif, penasaran, dan responsif saat diajak bermain. Kalau si kecil terlihat lesu, terlalu pendiam, atau malah agresif berlebihan, kamu patut waspada. Anak kucing yang sehat juga berjalan dengan normal tanpa terlihat pincang atau kehilangan keseimbangan.
Selain itu, perhatikan apakah si kecil tampak ramah atau terlalu takut pada manusia. Anak kucing yang sudah bersosialisasi dengan baik biasanya lebih mudah beradaptasi saat dibawa ke rumah baru.
3. Jangan lupa tanya soal riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan anak kucing adalah hal yang gak boleh terlewat. Pastikan kamu menanyakan apakah si kecil sudah divaksin, diberi obat cacing, atau pernah mengalami masalah kesehatan sebelumnya. Idealnya, anak kucing sudah mendapatkan vaksin pertama di usia 8-10 minggu.
Jika belum, pastikan si kecil setidaknya sudah cukup umur untuk dipisahkan dari induknya, yaitu minimal 8 minggu, dan dalam kondisi sehat. Dokumen kesehatan atau catatan vaksin bisa jadi nilai tambah untuk memastikan kredibilitas tempat adopsi.
4. Perhatikan lingkungan tempat tinggalnya

Lingkungan tempat anak kucing tinggal bisa memberikan gambaran tentang kondisi kesehatannya. Pastikan tempatnya bersih, tidak bau, dan memiliki ventilasi yang baik. Jika memungkinkan, cek juga tempat makan, litter box, dan area bermainnya.
Kalau bisa, lihat juga induk atau saudara kandung si kecil. Hal ini bisa memberikan gambaran potensi karakteristik dan ukuran anak kucing saat dewasa nanti. Lingkungan yang baik biasanya menghasilkan anak kucing yang sehat dan ceria.
5. Percayai instingmu, tapi tetap lakukan riset

Terkadang, insting memang bisa membantu kamu memilih. Kalau ada sesuatu yang terasa kurang pas, jangan ragu untuk mencari pilihan lain. Namun, pastikan insting tersebut didukung oleh riset yang matang.
Setiap jenis atau ras kucing punya karakteristik dan potensi masalah kesehatan yang berbeda. Misalnya, kucing Persia lebih rentan terhadap masalah pernapasan, sementara kucing domestik biasanya lebih mudah dirawat. Pastikan kamu tahu apa yang akan kamu hadapi sebelum mengambil keputusan.
Mengadopsi anak kucing adalah komitmen jangka panjang yang bisa berlangsung hingga 15-20 tahun. Jadi, pastikan kamu memilih dengan hati-hati dan membawa pulang anak kucing yang sehat serta bahagia. Selamat memulai petualangan baru bersama si kecil yang menggemaskan!