Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tanda Kamu Sering Oversharing di Media Sosial, Harus Waspada!

Ilustrasi melihat medsos (pexels.com/Gustavo Fring)

Masa kini yang makin terhubung membuat informasi juga lebih mudah dicari. Zaman modern dengan perkembangannya teknologinya tanpa sadar membuat kita gak bisa lepas dari media sosial. Banyak yang aktif di medsos hanya untuk membagi momen penting, pengalaman, atau sekadar berbagi pemikiran dan perasaan mereka. 

Tapi, tanpa sadar kamu terlalu banyak membagikan informasi pribadi dan hal-hal yang privasi atau oversharing. Ini bukan hal sepele lho, bisa berdampak bagi diri sendiri maupun hubungan sosial. Biar lebih aware tentang bahaya oversharing, yuk kenali tanda-tandanya! Baca sampai habis, ya!

1. Sering membagi informasi pribadi yang detail

Ilustrasi membagikan momen di medsos (pexels.com/George Pak)

Tanda pertama dari oversharing adalah kalau kamu sering membagikan informasi yang bersifat privasi dengan detail. Misalnya, kamu sering membagikan tentang kondisi kesehatan dengan lebih spesifik, masalah keuangan bahkan kehidupan seksual.

Hal-hal seperti ini harusnya dijaga untuk diri sendiri atau sharing dengan orang terdekat yang kamu percayai. Informasi yang terlalu detail justru mengundang perhatian yang gak diinginkan, bahkan dimanfaatkan oleh pihak yang gak bisa bertanggung jawab.

2. Sering memposting kehidupan sehari-hari

Ilustrasi flexing dapat kado (pexels.com/Yan Krukau)

Memposting tentang kehidupan sehari-hari di medsos secara berlebihan juga bentuk dari oversharing. Entah dalam urusan pekerjaan, hubungan maupun urusan lain yang sering kamu lakukan setiap hari. Mungkin kamu terus mengunggah tentang masalah hubungan yang sedang kamu jalani. 

Contoh lain, kamu sering membagi perasaan yang kamu rasakan sepanjang hari. Padahal ini justru membuat orang lain merasa gak nyaman atau terlalu kepo dengan hidupmu. Media sosial memang tempat untuk berbagi, tetapi kalau semuanya dibagikan tanpa batas, bisa saja kamu kehilangan privasi yang seharusnya menjadi hakmu.

3. Hilang batasan antara dunia maya dan nyata

Ilustrasi bagikan kemesraan di medsos (pexels.com/August de Richelieu)

Saat kamu mulai membagi banyak informasi yang sebenarnya itu lebih cocok untuk disimpan secara pribadi, juga bisa menjadi tanda oversharing. Media sosial harusnya gak digunakan untuk menanggapi setiap kejadian dalam hidup kamu secara langsung, ada batasan yang harus kamu perhatikan.

Apalagi kalau itu adalah hal-hal yang harus dibicarakan langsung dengan teman atau keluarga. Kalau kamu mulai kesulitan untuk membedakan kapan harus bicara secara terbuka dan kapan harus menjaga beberapa hal untuk diri sendiri, mungkin perlu untuk mengevaluasi kebiasaan yang kamu lakukan. 

4. Mengabaikan reaksi orang lain tentang postinganmu

Ilustrasi posting kehidupan pribadi (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kamu mulai mengabaikan reaksi atau komentar orang lain terhadap postingan yang kamu bagikan dan terus melanjutkan kebiasaan tersebut, itu bisa jadi pertanda kamu sedang oversharing. Orang di media sosial pasti akan memberi komentar bahkan mengingatkan kamu untuk berhati-hati.

Tapi kalau kamu mengabaikan hal tersebut, itu bukti bahwa kamu sudah tidak lagi memikirkan dampak dari unggahan kamu. Menanggapi umpan balik dari orang lain itu penting untuk menjaga kenyamanan dan batasan yang sehat di dunia maya.

5. Medsos sebagai tempat pelampiasan emosi

Ilustrasi posting saat mau olahraga (pexels.com/Marcus Aurelius)

Nah, kalau kamu sering menggunakan media sosial sebagai tempat untuk melampiaskan segala perasaan pribadi, ini jadi tanda nyata dari oversharing. Kamu sering memposting status atau cerita dengan bahasa yang emosional tentang masalah pribadi, perselisihan bahkan rasa kecewa terhadap orang lain.

Sebenarnya, postingan seperti ini bikin orang lain merasa gak nyaman. Meskipun media sosial jadi tempat untuk mencari dukungan, tapi berbagi emosi secara berlebihan bisa membuat kamu hilang kendali atas informasi yang ingin kamu bagikan.

Media sosial menjadi sarana yang baik untuk komunikasi dan berbagi, tapi tetap harus hati-hati dengan apa yang ingin kamu bagikan. Hargai privasi diri sendiri dan orang lain dengan menjaga batasan masing-masing. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us