Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

8 Senjata Tradisional Sumatra Selatan, Bukan Sekadar Alat Bela Diri

Senjata tradisional Kudok dari Sumsel. (Dok. Indonesia Kaya)
Intinya sih...
  • Senjata tradisional di Sumsel memiliki nilai filosofis, estetika, dan spiritual yang mendalam.
  • Badik populer di pedalaman Sumatra Selatan dengan kekuatan gaib untuk melindungi pemiliknya.
  • Kudok, keris, klewang, tulup, dan kujur juga menjadi senjata tradisional andalan masyarakat setempat.

Pagar Alam, IDN Times – Senjata tradisional menjadi simbol kebudayaan di Sumatra Selatan (Sumsel) dan memiliki sejarah panjang dalam penggunaannya, sama seperti daerah yang memiliki beragam suku lainnya. Bahkan hingga saat ini, senjata tradisional tersebut masih sering digunakan untuk keperluan masyarakat sehari-hari dan terus diproduksi tanpa menghilangkan kearifan lokal yang melekat.

Senjata-senjata tradisional Provinsi Sumatra Selatan tidak hanya berfungsi sebagai alat perang atau perlindungan diri, tetapi juga memiliki nilai-nilai filosofis yang dalam. Beberapa senjata memiliki nilai simbolis, estetika, dan spiritual yang mendalam.

Berikut beberapa senjata tradisional di Sumatra Selatan yang cukup terkenal.

1. Badik

Senjata Badik. (Dok. Gilang Gading Cempaka)

Badik adalah pisau belati dengan bilah pendek yang biasanya memiliki satu atau dua sisi tajam. Badik ini sangat populer di kalangan masyarakat Sumatra Selatan, khususnya di daerah pedalaman.

Selain digunakan sebagai alat pertahanan diri, badik juga memiliki nilai budaya dan spiritual. Banyak orang percaya bahwa badik memiliki kekuatan gaib yang bisa melindungi pemiliknya dari bahaya.

2. Skin

Senjata Skin. (Istimewa/net)

Skin adalah senjata tradisional Sumatra Selatan yang berbentuk seperti kerambit. Skin adalah pisau genggam berukuran kecil yang antara gagang dan bilahnya melengkung seperti rambai ayam (ekor ayam jantan) yang lancip dan runcing ujungnya.

Bilah skin terbuat dari besi sepanjang 10-35 cm yang diukir dengan berbagai motf bermakna filosofis. Pada ujung gagang skin terdapat lubang untuk memasukkan jari untuk memudahkan penggunaan senjata dan membuat skin tetap menempel pada tangan, tidak mudah terlempar saat terjadi pertarungan jarak dekat dengan lawan.

Karena ukurannya yang kecil, skin biasa dibawa keluar rumah dengan cara diselipkan di pinggang. Ukuran yang kecil membuat pengguna skin tidak perlu menggunakan kekuatan besar untuk mengayunkannya. Skin biasa digunakan sebagai senjata yang mematikan dalam silat Sumatra Selatan.

3. Kudok

Senjata Kudok. (Istimewa/net)

Di daerah Besemah, kudok menjadi salah satu senjata tradisional andalan masyarakat setempat. Kudok yang dikenal dengan nama kudok betelugh oleh warga lokal, merupakan senjata tajam sejenis parang yang banyak digunakan oleh warga Suku Besemah. 

Selain itu, kudok juga banyak digunakan di Kabupaten Lahat dan oleh masyarakat Manna di Kabupaten Bengkulu Selatan. Kudok umumnya digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, khususnya berkebun. 

Ujung pisaunya sangat runcing dan pegangannya (pulu) berbentuk bulat. Inilah yang membuatnya dikenal dengan nama kudok betelugh atau kudok bertelur. Kudok juga dilengkapi dengan sarung (berangke) untuk mengamankannya.

Kudok juga biasanya dibuat dalam dua ukuran, yaitu antara 30-35 cm dan 25-30 cm. Ukuran ini ditentukan berdasarkan fungsinya. Kudok berukuran besar kerap digunakan untuk membelah kayu atau bambu. Sementara, kudok berukuran kecil, meski dapat dimanfaatkan untuk membelah kayu atau bambu yang lebih kecil, juga digunakan sebagai alat perlindungan diri dari serangan.

4. Keris Palembang

Keris Palembang merupakan salah satu senjata tradisional Sumatera Selatan. (Foto: perpustakaan.id)

Keris yang ada di Sumatra Selatan mempunyai beberapa bentuk seperti mata rata, mata gurat, dan lain lainnya. Keris dahulunya menjadi senjata yang dipakai para bangsawan untuk menjadi simbol keagungan. 

Tetapi dengan seiring perkembangan zaman, keris hanya dipakai untuk menjadi aksesori pakaian adat.

5. Pisau Ulu Pandak

Ilustrasi senjata tradisional Sumsel. (Istimewa/net)

Pisau ulu pandak merupakan senjata khas Sumsel gang berasal dari kawasan Musi Rawas dan hanya dapat dijumpai di daerah ini saja. 

Nama ulu pandak pada senjata pisau ini ternyata memiliki makna, yakni 'Ulu' berarti gagang sedangkan 'Pandak' artinya pendek. Dapat disimpulkan pisau ulu pandak adalah senjata berupa pisau yang memiliki ukuran gagang pendek. 

Ukuran pisau ulu pandak memang tidak terlalu besar, hampir sama dengan ukuran dari pisau tukang sepatu. Namun, pada bagian ujung gagang terdapat sebuah lubang yang memiliki fungsi tersendiri, yakni memasukkan tali atau rantai. 

6. Klewang

Senjata Klewang. (Istimewa/net)

Klewang merupakan senjata tradisional Sumatra Selatan yang kini sudah langka. Hal ini karena klewang sudah tidak lagi diproduksi oleh para pengrajin besi. Saat ini, kelewang hanya ada beberapa di desa-desa dan dipelihara dengan baik.

Bentuknya cukup mirip dengan pedang, tetapi klewang memiliki ciri khas besi lempengan yang melengkung dan menyatu dengan gagangnya.

Lempengan tersebut berfungsi untuk menahan besi agar tidak mudah lepas. Ukuran klewang cukup besar sekitar 70 cm dengan panjang gagang kira-kira 10 cm.

Klewang juga dipercaya sebagai senjata keramat yang punya nilai magis. Oleh karena itu klewang sekarang digunakan sebagai pelindung rumah dan penjaga dari gangguan pencuri dan makhluk halus. Hal tersebut menunjukkan pergeseran fungsi dari alat peperangan menjadi benda keramat.

7. Tulup

Pinterest/4.bp.blogspot.com

Tulup adalah senjata tiup yang digunakan untuk menyerang musuh ataupun berburu burung di hutan. Senjata ini sekarang sudah langka dan jarang dipakai. Hal ini dikarenakan kekuatan senjata bergantung pada daya tiup si pengguna.

Tulup dalam bahasa daerah Sumatera Selatan berarti tiup. Tulup terbuat dari bambu yang lubangnya berdiameter 1 cm. Bentuk tulup ini bulat dengan panjang 2 - 3 m.

8. Kujur

Senjata Kujur. (Istimewa/net)

Kujur merupakan senjata purba yang telah ada sejak era prasejarah, masih digunakan secara aktif oleh masyarakat tradisional di Provinsi Sumatra Selatan. Selain berfungsi sebagai alat pertahanan diri, kujur juga memiliki peran penting dalam berburu, terutama di kalangan suku Anak Dalam yang mendiami wilayah hutan Sumsel.

Senjata ini dirancang untuk berbagai keperluan, mulai dari pertahanan diri, serangan jarak dekat, hingga penyerangan jarak jauh. Sebagai senjata yang mirip dengan tombak, kujur memiliki mata yang lurus dan runcing. Gagangnya terbuat dari kayu, sedangkan mata senjatanya umumnya terbuat dari besi atau baja.

Bagi komunitas suku Anak Dalam, kujur dianggap sebagai senjata legendaris yang diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya membawa berkah selama mereka berada di hutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us