Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Prasasti Kerajaan Sriwijaya: Sejarah hingga Keruntuhan

Prasasti Kota Kapur (website resmi giwang.sumselprov.go.id)
Intinya sih...
  • Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar dengan peninggalan prasasti dan candi-candi bersejarah.
  • Prasasti Kota Kapur, Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Karang Berahi, Palas Pasemah, Hujung Langit, Ligor, Leiden adalah peninggalan penting dari Kerajaan Sriwijaya.
  • Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Balaputradewa sebelum mengalami keruntuhan di abad ke-11 Masehi.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar saat itu yang memiliki  cerita menarik dan berbagai peninggalan. Kerajaan Sriwijaya, disebutkan pertama kali muncul pada abad ke-7 Masehi. Pada masa itu Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa atau dikenal dengan nama Sri Janayasa.

Diketahui asal mula dari terbentuknya Kerajaan Sriwijaya dengan ditemukan  prasasti atau peninggalannya. Kerajaan Sriwijaya dikatakan sudah banyak menaklukan wilayah di Pulau Sumatera yakni pada bagian selatan hingga ke wilayah Lampung.

Kerajaan ini terletak di Pulau Sumatera bagian selatan yakni di Sungai Musi, Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

1. Asal mula terbentuknya Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (tangkapan layar website sampoernaacademy.sch.id)

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak agama Buddha berkekuatan maritim yang dimanfaatkan untuk mengontrol wilayah di jalur Selat Malaka. Mengutip dari static.buku.kemdikbud.go.id, dari Prasasti Kota Kapur yang ditemukan di Kampung Kota Kapur, Desa Penagan, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, pada peninggalan itu ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.

Pada tahun 686 Masehi, di antara baris-baris tulisannya terdapat beberapa kata yang dibaca sebagai “Sriwijaya”. Ditafsirkan bahwa “Sriwijaya” sebagai nama seorang raja: Raja Wijaya. Pada Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi), jauh setelah penemuan Prasasti Kota Kapur. Peneliti berkebangsaan Perancis, George Coedes, mengidentifikasikan “Sriwijaya” sebagai sebuah kerajaan dalam bentuk kadatuan (kumpulan para datu).

Prasasti Ligor atau Vat Semamuang, yang ditemukan di Nakhon Si Thammarat, di selatan Thailand, pun jelas menyebutkan “Sriwijaya” sebagai kerajaan. Sementara dalam sebuah prasasti yang dikeluarkan raja India, Raja I, pada tahun 1006 Masehi yang dikenal dengan sebutan Piagam Leiden tertulis nama “Marawijayatunggawarman” sebagai raja Sriwijaya dan Kataha (Kedah).

2. Masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (tangkapan layar static.buku.kemdikbud.go.id)

Mengutip dari sampoernaacademy.sch, bahwa ada beberapa raja-raja yang mengisi Sriwijaya sesuai kesepakatan ahli:

  • Sri Indrawarman
  • Raja Dharanindra
  • Raja Samaratungga
  • Rakai Pikatan
  • Balaputradewa
  • Sri Udayadityawarman
  • Sri Cudamaniwarman atau
  • Cudamaniwarman
  • Sri Marawijayatunggawarman
  • Sri Sanggaramawijayatunggawarman

Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya disebut telah mencapai puncak kejayaan, saat itu pada abad ke-8 hingga 9, pasalnya kerajaan telah mampu menguasai jalur perdagangan yang sangat strategis. Perdagangan di kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena telah mencapai ke wilayah Thailand dan Kamboja.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya mulai terjadi di abad ke-11 masehi, serangan dari Rajendra Coladewa bahkan ia berhasil menaklukan salah satu raja dari kerajaan ini. Kerajaan Sriwijaya juga mendapat serangan dari beberapa kerajaan lain hingga akhinya melemah, hingga pada abad ke-14 kerajaan ini runtuh.

3. 10 Prasasti Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (tangkapan layar static.buku.kemdikbud.go.id)

1.Prasasti Kota Kapur

Prasasti ini dilaporkan penemuannya oleh J.K. van der Meulen di dekat sungai Menduk Kota Kapur, Pangkal Mundo, pantai barat Pulau Bangka, Desa Penangan, Kecamatan Mendo Darat, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Ini merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang pertama kali ditemukan.

2. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang, di dalam prasasti yang ditulis pada 604 Saka (16 Juni 682 Masehi), dijelaskan mengenai Dapunta Hiyang yang menaiki perahu mengambil siddhayantra dan menyebutkan kemenangan Sriwijaya.

3Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo menyebutkan bahwa pada 23 Maret 648 M didirikan sebuah taman yang dinamakan Sriksetra di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. 

4. Prasasti Telaga Batu

Prasasti ini ditemukan di sekitar Kolam Telaga Biru, di dalam prasasti ini disebutkan berbagai macam kutukan apabila melakukan perbuatan jahat serta pujian untuk orang yang melakukan perbuatan baik terhadap Sriwijaya.

5. Prasasti Karang Berahi

Prasasti ini ditemukan di Desa Karang Berahi yang terletak di Merangin, Jambi. Berisi kutukan terhadap orang yang tidak setia kepada raja Sriwijaya

6. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti ini ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Dituliskan dengan dua bahasa, Pallawa, dan Melayu yang isinya kutukan terhadap orang yang jahat kepada Raja Sriwijaya.

7. Prasasti Hujung Langit

Prasasti ini ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung dan di dalamnya terdapat sebuah angka tahun berupa 997 masehi.

8. Prasasti Ligor

Prasasti ini ditemukan di wilayah Thailand, di sebelah selatan Nakhon Si Thammarat dan prasasti ini berisi kisah seorang Raja Sriwijaya dengan pembangunan Tisamaya Caitya karaja.

9. Prasasti Leiden

Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta pada sebuah lempeng tembaga, mengisahkan mengenai hubungan dinasti Cola terhadap dinasti Syailendra dari Sriwijaya.

10. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus ini ditemukan di desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan corak Buddha yang khas dengan susunan stupa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us