TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa Palembang Bikin Aplikasi Deteksi Buah Segar

Belajar teknologi agar bermanfaat bagi banyak orang

Ilustrasi web developer melakukan programming (Unsplash)

Palembang, IDN Times - Sejumlah mahasiswa di Palembang mulai menekuni dunia digital dengan menciptakan aplikasi bermanfaat bagi banyak orang. Ketertatikan anak muda Bumi Sriwijaya ini juga tak terlepas dari minat teknologi yang luar biasa.

Seperti yang dilakukan Ahmad Emir Alfatah, mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang berhasil membuat web portal untuk mendeteksi kesegaran buah bernama Fresh Rotten Fruit, yang bisa digunakan gratis tanpa perlu diunduh.

"Saya pernah belajar bidang pendidikan program dan website pembelajaran online dari Bangkit Academy. Saya membuat produk machine learning app yang dapat memprediksi kondisi buah itu segar atau busuk," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (7/7/2020).

Baca Juga: [WANSUS] Menjajal Rapat, Aplikasi Besutan Anak Muda Asal Palembang

1. Membuat aplikasi digital bertujuan untuk membantu banyak orang

Ilustrasi aplikasi buah fresh (IDN Times/Dokumen)

Produk digital tersebut, kata Emir, ia buat untuk menambah pengetahuan seseorang apakah buah layak makan atau tidak. Ditambah lagi, Indonesia memiliki banyak penjual dan penyuka buah dengan banyak jenis.

"Tapi tidak semua orang tahu bagaimana kesegarannya. Saya masih terus belajar dengan berkumpul bersama rekan satu frekuensi, misal bergabung di komunitas Palembang Digital," tambahnya.

Baca Juga: Tak Hanya Pekerja Sektor Jasa, Pegawai Startup Digital Juga Rawan PHK

2. Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang ciptakan situs informasi sekolah gratis

Profil salah satu mahasiswa di Palembang yang membuat aplikasi digital (IDN Times/Dokumen)

Tak hanya Emi, seorang mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang bernama Muhammad Agus Setiawan, mengaku tertarik dengan dunia teknologi sebelum membuat aplikasi Program Sekolah Gratis (PSG)

"Idenya berasal dari permasalahan sehari-hari, alasannnya untuk mempermudah orang mencari informasi PSG. Program ini sebenarnya dari pemerintahan Sumsel untuk membantu pembiayaan sekolah di SMA, SMK, MA dan SLB," jelasnya.

Situs PSG yang dibuat Agus digunakan untuk mencari pembiayaan sekolah yang menyimpan data-data tenaga pendidik, seperti kepala sekolah, data bendahara, dan data siswa kelas. Portal PSG ini mencatat semua data dengan sistem input manual, dan akan terkumpul di Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel.

"Setelah semua data terkumpul, Disdik harus membuat laporan. PSG (pencairan biaya) ini diberikan 1 kali dalam 3 bulan. Awal membuat PSG, saya terinspirasi dari satu orang pegawai di sana yang mengumpulkan data manual. Makanya saya buat sistem informasi program sekolah gratis berbasis situs dengan framework codeIgniter," terang dia.

Baca Juga: Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi Publik

Berita Terkini Lainnya