Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi Publik

Kebanyakan publik salah mengira job profesi

Palembang, IDN Times - Eksistensi digitalisasi yang belum tenar di Palembang dan tidak sepopuler di kota-kota besar lain, membuat profesi web developer alias pengembang aplikasi digital merasa kurang menerima penghargaan dari berbagai pihak. Baik institusi pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum.

Menurut seorang pengembang aplikasi asal Palembang, Muhammad Angga Oktaharisetia yang juga bekerja di perusahaan Andalas Global Teknologi mengatakan, minimnya wadah dan dukungan media menjadi alasan utama digitalisasi tidak berkembang cepat bahkan kurang diminati publik.

"Secara umum, pertumbuhan digital di Palembang cukup baik. Tapi untuk mengembangkan kemampuan, wadahnya belum mencukupi. Keinginannya agar media dari pemerintah ataupun komunitas yang memfasilitasi. Misal dalam hal transfer knowledge dan lainnya," ujarnya kepada IDN Times, Minggu (28/6).

1. Edukasi terkait digitalisasi kurang dipahami sebagian publik Palembang

Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi PublikPixabay.com/id/TeeFarm

Angga menyebut, ketika berbicara tentang pengembangan aplikasi kebanyakan penilaian publik hanya terfokus pada profit. Padahal hal paling penting adalah pencapaian proses, dan inilah yang membuat minat digital tidak berkembang di Palembang.

"Tujuan awal mencari profit semata, ditambah wadah yang kurang membuat putra daerah jadi tak inovatif dibanding daerah lain, apalagi kurang mendapat apresiasi. Kalau ada penghargaan, pasti menambah rasa semangat dalam diri," kata dia.

Selama menggeluti pekerjaan utama sebagai pengembang atau pembuat aplikasi digital, ia bercerita pengalaman yang paling sering terjadi adalah penolakan hingga dipandang sebelah mata.

"Tidak ada penghargaan atas ide ataupun gagasan baik, kadang jadi pengembang juga banyak menemui client yang kurang melek digitalisasi sehingga butuh edukasi extra pada bidang ini," ujarnya.

Dalam teknologi bila ada ketertarikan yang tinggi, secara otomatis bakal muncul implementasi karya dan ide-ide besar seiring peluang bisnis dengan pembaruan zaman.

"Imu tak hanya dari sekolah tetapi dari oprek dan ikut komunitas online, serta aktif browsing masalah teknologi," timpal Angga.

Baca Juga: [LIPSUS] Palembang Setop Beli Rapid Test Buatan Kanada

2. Berharap profesi web developer dapat berkembang di Palembang

Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi PublikUnsplash.com/Taras Shypka

Abdul Aziz Zulfikar, seorang pengembang aplikasi digital berbasis situs Hallo Palembang menambahkan, perkembangan digitalisasi di kalangan anak muda mulai menunjukkan hasil. Terbukti sudah ada beberapa komunitas pegiat Teknologi Informasi yang bergerak rutin mengadakan workshop.

"Kelebihan profesi ini, pekerjaan enaknya bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, tanpa harus hadir dan absen di kantor. Tapi kebanyakan ekosistem IT di Palembang rata-rata belum matang. Jadi kami yang putra Palembang lebih memilih meniti karir ke luar, seperti Jakarta," tambahnya.

Kemudian kejadian sering terjadi yakni, kesalahpahaman publik tentang julukan seorang pengembang aplikasi sebagai web developer.

"Maksudnya, profesi kami ini memang developer. Tapi pemahaman awam, developer lebih ke pekerjaan properti dan bukan IT. Kesulitan penjelasannya ini kadang jadi problema kita," ungkap dia.

Harapannya, lanjut Aziz, industri digital dapat tumbuh dan berkembang di Palembang. Sehingga developer mampu bekerja dengan mapan di kota sendiri yang nantinya, Palembang pasti bisa bersaing dengan wilayah maju lain. "Saat ini saya masih fokus di dunia pemrograman," ujarnya.

3. Pembelajaran ilmu teknologi lewat pelatihan platform dan perusahaan digital

Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi PublikWeb developer/Pexels

Aziz menerangkan, hobi jadi alasan utama ia akhirnya terjun ke dunia digital yang lambat laun terlihat kian seksi. Ditambah, sebagian SDM mendalami pembelajaran teknologi melalui pelatihan yang disediakan gratis oleh platform dan perusahan teknologi atau digital.

Seperti Google, YouTube, atau berbagai situs tutorial mengenai pemrograman hingga bergabung dalam grup sosial media. "Semuanya kebanyakan bebas biaya, tapi tetap harus punya niat yang kuat untuk belajar," terang dia.

Dalam perjalanan karir, Aziz aktif terlibat dalam komunitas dan pernah bekerja di swasta, pemerintah, maupun perusahaan luar negeri. Lebih kurang, aplikasi yang berhasil ia kembangkan antara lain aplikasi pendaftaran online, tools dalam pembuatan template wordpress, situs instansi dan beberapa website smartcity.

"Saya pernah mengembangkan aplikasi membership produk makeup Shiseido dari My, aplikasi perusahaan minuman Singapore dan Myanmar. Serta aplikasi perusahaan hotel di Maldives. Semua aplikasi yang saya hasilkan berjenis website. Jadi profesi ini sebenarnya dinamis untuk masuk dimana saja," jelasnya.

4. Prediksi digital bisa jadi peluang bisnis menjanjikan 10 tahun mendatang

Curhat Web Developer Palembang Sering Tak Dapat Apresiasi PublikUnsplash

Hal paling teringat dalam menggeluti bidang ini kata Aziz, mencoba mengembangkan aplikasi hingga lupa waktu dan sempat kena penipuan. Bahkan ia pernah kehilangan file hingga harus mengawali kembali proses memprogram ulang.

"Sering lupa makan, tapi kepuasannya bisa merasa bangga bila aplikasi yang berhasil dibuat itu berjalan dan dipakai oleh client," ujar dia.

Sedangkan menurut Direktur Andalas Global Teknologi, Tommy Maulana, sebagai seorang pengembang aplikasi digital di Palembang dirinya menilai minat digitalisasi anak muda mulai terlihat dari indikator massif dan aktifnya penggunaan media sosial.

"Apalagi teknologi dan digitalisasi, keberadannya membuka peluang bisnis ada, serta prediksi 10-20 tahun ke depan mengenai transformasi digital akan lebih terlihat jelas. Selama ini saya telah menghasilkan aplikasi news aggregator, e-learning untuk pembelajaran jarak jauh dan beberapa aplikasi non profit. Terakhir aplikasi pertemuan virtual Rapat," tandas dia.

Baca Juga: Tak Hanya Pekerja Sektor Jasa, Pegawai Startup Digital Juga Rawan PHK

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya