TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Penduduk Sumsel Terdeteksi Penyakit Kanker, Ini Penyebabnya

Disebabkan oleh gaya hidup dan jenis makanan

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Palembang, IDN Times - Jumlah masyarakat di Sumatra Selatan (Sumsel) yang terdiagnosa mengidap penyakit kanker memang belum bisa dipastikan, namun jumlahnya sudah mencapai angka ribuan.

Menurut Ketua Cancer Information and Support Centre (CISC) Sumsel, Leni Mardiana, khusus untuk wilayah Sumsel sendiri, penyakit kanker yang diderita masyarakat yakni kanker otak, serviks dan payudara.

"Kalau di Sumsel sendiri kanker otak dan lainnya seperti serviks maupun payudara cukup banyak terjadi. Secara pasti saya belum bisa memastikan, tetapi sekarang untuk seluruh kanker, dari 8 juta penduduk kita sudah ada ribuan yang terdiaknosis," kata Leni kepada IDN Times, Senin (5/8).

1. Kanker sudah terdeteksi di usia 20 tahunan

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Leni menjelaskan, bahwa penyakit kanker masih menjadi momok mengerikan bagi masyarakat Indonesia. Dari data universal tahun 2018, pengidap penyakit prevalensi kanker di Indonesia masih tinggi, yakni berada di angka 18,1 juta kasus dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.

"Baru-baru ini kanker kembali merenggut nyawa, terakhir entertainment Agung Hercules ya. Sekarang kanker terdeteksi menyebar di usia 20 tahunan, padahal beberapa waktu lalu, kanker banyak diderita orang usia 40 tahun. Hal ini banyak penyebabnya termasuk dari gaya hidup dan jenis makanan yang dikonsumsi," jelasnya.

2. Cegah kanker dengan pendeteksian dini di rumah sakit

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Lebih jauh dipaparkan Leni, meski belum diketahui pasti, namun penderita kanker paling banyak adalah penderita kanker payudara. "Kalau (kanker) otak masih sedikit, tapi payudara banyak kasusnya. Untuk di RSMH masih payudara yang sering dialami," paparnya.

Berkaca dari hal itulah, maka pentingnya semua informasi dan  edukasi terkait kanker, yakni dengan melakukan pendeteksian dini di rumah sakit. "Kanker otak primer secara tren tidak terlalu tinggi, tapi permasalahan ini jangan dianggap remeh. Harus mengampanyekan pendeteksian dini dengan melakukan check up," terangnya.

Leni juga menyebut, CISC memiliki tugas memberikan dukungan psikososial bagi penderita kanker maupun keluarga penderita. Kemudian, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker dan pentingnya deteksi dini.

"Kita juga memfasilitasi hubungan yang harmonis, antar berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan kanker. Menyediakan informasi yang tepat dan terkini tentang kanker, serta membentuk dan memperkuat jaringan internal dan eksternal untuk mendukung kegiatan lembaga," sambungnya.

Baca Juga: Tidak Hanya Agung Hercules, 9 Artis ini Juga Meninggal Akibat Kanker 

3. Angka penyakit kanker di Indonesia berada di angka 136,2 per 100.000 penduduk

IDN Times/Feny Maulia Agustin

Secara kasatmata, gejala kanker diketahui dengan timbulnya benjolan di tubuh dan itu bisa muncul dimana saja. Secara sederhana, gejala tersebut sudah adanya benjolan yang disebut tumor.

"Tumor itu bisa padat dan ada cairan. Kepastian tumor sendiri mesti diperiksa secara patologi, apakah tumor itu ganas atau tidak. Makanya, harus diperiksa segera apabila ada yang tumbuh walaupun itu terasa nyeri maupun tidak," jelasnya.

Dari data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, urai Leni, saat ini angka penyakit kanker berada di angka 136,2 per 100.000 penduduk. Hal ini membuat Indonesia berada di urutan ke delapan di Asia Tenggara dan urutan 23 di Asia. Prevalensi tumor atau kanker di Indonesia, menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk di 2018.

Berita Terkini Lainnya