TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjamur Media Online Baru, Bukti Kemajuan Digitalisasi 

Perusahaan pers dituntut lebih cepat dari media sosial

Story outlook AJI Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Kemajuan digitalisasi ditunjukkan melalui pertumbuhan media online baru yang makin menjamur. Selain karena tuntutan zaman, perusahaan pers harus mengikuti kemajuan industri agar tidak tertinggal.

Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Sumatra Selatan (PWI Sumsel), Firdaus Komar, teknologi media memang harus berinovasi dan mengikuti tren. Sebab jika tidak bergerak, media-media secara perlahan akan ditinggalkan masyarakat.

"Makanya banyak bermunculan media-media online. Bahkan media sosial (medsos) pun makin cepat menyebarkan informasi. Jurnalis pun dituntut kreatif dan inovatif, serta bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini," ujarnya saat acara 'Outlook Series Jurnalis 2021' yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang, Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat, Pelakunya Orang Berpendidikan

1. PWI Sumsel nilai profesi wartawan tak akan hilang asal ada kreatifitas

Ilustrasi media online (Pexels.com/rawpixel.com)

Firdaus menilai, meskipun teknologi terus berkembang seiring modernisasi, namun sebagai jurnalis atau pihak yang berwenang menyebarkan informasi melalui pemberitaan dan fakta valid di lapangan, wartawan tidak akan kehilangan posisinya.

"Dalam arti wartawan tidak akan hilang meski teknologi semakin maju, karena kreatifitas mereka. Maka sajikanlah konten yang menarik," kata dia.

Berbicara soal perkembangan media, ia menyampaikan, profesi wartawan juga dituntut profesional. Bicara jurnalisme tentu berkaitan erat dengan kinerja, jurnalis menurut Firdaus tidak bisa bertahan jika tanpa memiliki kemampuan.

"Sebagai jurnalis kita harus paham kode etik, harus memiliki pengetahuan. Seberapa besar pengetahuan kita terhadap berita yang kita tulis, lalu kemampuan kita untuk menulis dan menyampaikan berita," jelasnya.

2. IJTI Sumsel sebut digitalisasi ubah praktik profesionalisme

Ilustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumsel, Ardhiasyah Nugraha menambahkan, antara jurnalis dan digitalisasi tidak dapat dipisahkan. Profesi jurnalis di tengah kemajuan digital tetap harus profesional. Semua aspek itu sangat penting, sebab wartawan harus memiliki jiwa independen.

"Era digital memengaruhi praktik jurnalisme dalam berbagai hal. Jurnalisme di Indonesia juga turut berubah seiring dengan berkembangnya teknologi digital," terang dia.

Menurutnya, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan soal jurnalis dan profesionalisme. Seperti harus melakukan revolusi terhadap jurnalisme., lalu mengangkat kesejahteraan jurnalis dan perlunya penguatan hukum.

3. Digitalisasi bisa jadi ancaman bagi pewarta foto

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan foto bersama usai acara workshop (PFI Medan for IDN Times)

Ketua Komite Etik Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palembang, Mushaful Imam melanjutkan, ada beberapa faktor eksternal maupun internal yang disoroti dalam isu jurnalis dan profesionalisme. Yakni kebijakan perusahaan maupun lingkungan yang memengaruhi pewarta foto.

"Ada kekuatan, ada kelemahan, dan ada ancaman yang terjadi pada pewarta foto. Perkembangan teknologi mengakibatkan penyebarluasan foto semakin mudah dan tidak terbatas," tambahnya.

Ia menilai dengan semakin luasnya dunia digital dan mudahnya menyebarluaskan informasi, maka menimbulkan rasa kurang percaya dari masyarakat.

"Sehingga publik lebih memilih melihat atau memantau media sosial secara langsung dengan visual ketimbang media pers," tambahnya.

Baca Juga: 2020 adalah Tahun Suram Bagi Jurnalis di Seluruh Dunia

Berita Terkini Lainnya