3 Daftar Festival Budaya di Agenda KEN 2025 di Sumsel
- Agenda KEN 2025 di Sumsel terdiri dari Festival Sriwijaya, Festival Perahu Bidar Tradisional, dan Festival Karang Asam.
- Festival Sriwijaya dilaksanakan di Palembang pada 16-18 Mei 2025 dengan rangkaian pertunjukan seni kebudataan dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel.
- Festival Perahu Bidar Tradisional akan digelar pada 22-24 Agustus 2025 di Sungai Musi dengan lomba balap dayung dan parade motor hias.
Palembang, IDN Times - Kementerian Pariwisata merilis daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 setelah melalui proses seleksi yang ketat. Tahun ini, ada 110 event dari 38 provinsi yang berhasil masuk daftar bergengsi ini termasuk agenda di Sumatra Selatan (Sumsel). Bukan sekadar agenda seru, KEN jadi strategi penting untuk mengangkat citra pariwisata dan menggairahkan ekonomi kreatif di berbagai daerah.
Kamu pasti penasaran apa event di Sumsel yang masuk ke dalam agenda KEN 2025, kan? Simak daftarnya berikut ini, yuk!
1. KEN 2025 di Sumsel digelar di dua wilayah
Agenda KEN di Sumsel dikurasi menjadi tiga kegiatan bertajuk Festival Sriwijaya, Festival Perahu Bidar Tradisional dan Festival Karang Asam. Kegiatan tersebut mengangkat potensi pariwisata lewat suguhan tradisi dan budaya Sumsel.
Untuk agenda KEN 2025 rencananya akan digelar di dua wilayah seperti Festival Sriwijaya dan Festival Perahu Bidar yang dilaksanakan di kota Palembang. Sedangkan Festival Karang Asam akan digelar di Muara Enim.
Masyarakat yang akan mengikuti agenda KEN 2025 bisa mencatat tanggal dan waktu gelaran festival KEN yang berlangsung di Sumsel, sehingga tidak terlewat untuk menyaksikan ragam kebudayaan dan tradisi Nusantara dari Bumi Sriwijaya.
2. Mengenang dan menyelami kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Festival pertama yang digelar di Palembang pada tahun ini berlangsung pada 16-18 Mei 2025. Bertema Festival Sriwijaya, mengajak pengunjung untuk menyelami rekam jejak keyaan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritiom terbesar di Nusantara.
Kegiatan ini digelar di Bengteng Kuto Besak (BKB) yang menjadi salah satu ikon Palembang sekaligus jejak peninggalakan kerajaan Sriwijaya di tepian sungai Musi. Dalam festival ini, 17 kabupaten dan kota di Sumsel akan berpartisipasi menyuguhkan rangkaian petunjukan seni kebudataan khas daerah masing-masing.
Tak sampai di situ, setiap daerah akan menghadirkan pameran film, foto budaya, pameran warisan budaya tak benda hingga pawai budaya.
3. Lomba balapan Perahu Bidar di Sungai Musi
Festival Perahu Bidar Tradisional akan digelar pada 22-24 Agustus 2025 mendatang. Kegiatan ini merupakan tradisi balap dayung masyarakat di aliran Sungai Musi yang rutin dilakukan setiap tahun. Puluhan hingga rarusan peserta akan berpartisipasi dalam lomba balap sepanjang 1.500 meter di Sungai Musi.
Dalam kegiatannya rute balapan akan berlangsung dari eks pelabuhan 35 Ilir Palembang hingga Plaza Benteng Kuto Besak. Para peserta akan beradu cepat dengan perahu berbahan dasar kayu unglen dengan panjang 29 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 0,5 meter yang digerakkan oleh 55 orang pedayung dan 2 orang penyemangat.
Tak cukup sampai di situ, Festival Perahu Bidar Tradisional juga membuat Sungai Musi akan semakin meriah lewat penampilan parade motor hias yang menggunakan perahu jukung khas Palembang dengan berbagai ornamen di lambung kapal.
4. Festival Karang Asam di Muara Enim
Festival Karang Asam merupakan event pariwisata berbasi masyarakat dengan mengangkat nilai tradisi dan kearifan lokal setempat. Festival ini akan berlangsung di wilayah Muara Enim pada 3-7 September 2025.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Karang Asam Festival 2025 akan menghadirkan warna baru dalam penyelenggaraannya dengan mengundang 100 desa dari 17 kota dan kabupaten se-Sumatera Selatan untuk berpartisipasi memeriahkan acara.
Selama berlangsungnya acara, Karang Asam Festival mengajak pengunjung untuk melihat dan merasakan lebih jauh kompleksitas budaya Muara Enim dalam berbagai simbol kebudayaan.
Lebih lanjut, Karang Asam Festival 2025 akan menyuguhkan penampilan meriah lewat Alunan International Music Culture Festival yang menjadi festival music culture pertama di Sumatera Selatan dengan melibatkan seniman musik tradisional Indonesia dan luar negeri.
