TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jepang Incar Lulusan SMK Asal Sumatra Barat

Selain bekerja, mereka bakal didorong lanjut kuliah di sana

Ilustrasi siswa SMK. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Padang, IDN Times - Tiga investor asal Jepang yang bernaung di bendera ANS Japanese Academy, menawarkan tiga program kepada Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar).

Program itu berupa pembangunan pembangkit listrik tenaga bio energi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, pengembangan objek wisata Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta, dan menjalin kerja sama pengiriman tenaga kerja ke Jepang. 

Ketiganya investor bernama Kotaro Matsuzaki, Hidayat Hanawa, dan Haryadi Budi, memstikan pihaknya siap menampung Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumbar untuk dikirim ke Negeri Sakura dengan pola dan sistem yang berbeda. Namun pekerja yang akan dikirm ke Jepang harus lulusan SMK. Selain bekerja, mereka pun diharapkan bisa melanjutkan pendidikan di Jepang.

Baca Juga: Hongkong Impor Cicak Kering dari Padang, Buat Apa? 

1. Bekerja dan melanjutkan pendidikan

Unsplash

Hidayat Hanawa menjelaskan, program pengiriman TKI asal Sumbar diprioritaskan bagi lulusan SMK. Melalui ANS Japanese Academy, siswa yang dikirim ke Jepang akan didaftarkan di akademi sekaligus bekerja di perusahaan yang sudah menjalin kerja sama. Pekerja tersebut bisa membiayai sekolahnya sendiri dari upahnya minimal Rp15 juta per bulan.

Menurut Hidayat yang sudah 25 tahun tinggal di Jepang, pihaknya sangat membutuhkan dukungan dari Pemprov Sumbar. ANS Japanese Academy kata Hidayat memiliki impian agar tenaga kerja tak hanya dapat Yen, tapi juga gelar degree atau sarjana sekaligus hidayah. 

2. Kunci utama di bahasa

Suasana kota Tokyo, Jepang (IDN Times/Anata)

Kotaro Matsuzaki menambahkan, kunci pekerja yang bisa mengikuti program di ANS Japanese Academy ini adalah menguasai bahasa Jepang. Menurutnya, lulusan SMK jurusan apa saja siap ditampung, karena akan dibekali pembelajaran bahasa Jepang.

"Perusahaan kami berpusat di Hamamatsu, kota industri tempat produksi berbagai merek otomotif terkenal di dunia. Yang jadi perhatian pada tenaga kerja asing adalah bahasa. Tapi rata-rata bahasa Jepang dari Indonesia cukup baik, karena itu kita coba jalin kerja sama ini," tutup Kotaro Matsuzaki.

Baca Juga: Angka Perceraian di Sumbar Mencapai 8.000 Kasus

Berita Terkini Lainnya