Mengenal 23 Ragam Batik Palembang, Akulturasi Budaya Melayu dan Jawa

- Seragam batik tak terlepas dari identitas Indonesia sebagai warisan budaya
- Batik Palembang memiliki perbedaan dengan batik Jawa, kainnya perlu dibentangkan kencang sebelum dibatik
- Batik Palembang memiliki corak yang khas dan bermotif Islam, sulit ditiru karena tingkat kesulitan yang tinggi
Palembang, IDN Times - Kain batik bagian identitas melekat di Indonesia sebagai warisan budaya. Tak heran jika setiap daerah memiliki ragam batik yang khusus menandakan ciri khas tertentu daerah tersebut.
Beragam motif batik hingga saat ini kian populer, terutama batik Palembang. Walaupun sama dengan batik kebanyakan, namun batik Palembang memiliki beberapa perbedaan dengan batik Jawa.
Batik Jawa pada umumnya dibuat dengan hanya disampirkan saja lalu dibatik, sedangkan batik Palembang kainnya perlu dibentangkan kencang lebih dahulu sebelum akhirnya dibatik.
Batik Palembang seringkali menggunakan berbagai tipe kain dasar dengan jenis kain sutera, kain organdi, jumputan, katun, blongsong dan bahkan menggunakan tenun untuk membatik. Batik Palembang memiliki beberapa jenis motif.
1. Sejarah batik Palembang

Batik Palembang memiliki corak yang khas dan menjadi salah satu warisan budaya Kesultanan Palembang Darussalam. Batik ini dibuat pada era Kesultanan Palembang dan bermotif Islam, karena Kesultanan Palembang didirikan oleh Ki Gede Sedo Ing Lautan pada abad ke-16 yang berasal dari Kesultanan Demak.
Pada masa inilah kemudian terjadi akulturasi budaya antara Melayu dan Jawa. Karena Kesultanan Palembang ini merupakan kesultanan Islam sehingga motif-motif yang ada pada batik mengandung unsur-unsur Islam.
2. Produksi batik Palembang sudah mulai tergerus zaman

Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji mengatakan, pakaian-pakaian tradisional itu memiliki motif dan kegunaan yang berbeda-beda. Cara mengenakannya juga tidak sama.
Sayangnya saat ini produksi batik Palembang sudah mulai tergerus zaman. Sehingga sangat sulit untuk ditemui orang yang memproduksinya. Kalaupun ada Batik Palembang, itu merupakan peninggalan warisan nenek moyang atau batik yang diproduksi di pulau Jawa.
"Penyebabnya karena dulu produksi batik hanya jadi pekerjaan rumah tangga yang cukup memakan waktu," ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan catatan sejarah, sama seperti wayang dan kerajinan lainnya, batik Palembang merupakan hasil karya tangan yang dibawa priyayi atau perajin dari pulau Jawa ke Palembang pada zaman dahulu. Kemudian kerajinan tersebut dimodifikasi dan diberi sentuhan yang mencerminkan ciri khas kota Palembang.
"Ciri khas batik Palembang, lebih pada motifnya yang dominan ke bunga-bunga. Seperti bunga kecubung dan lain-lain," kata Kemas.
3. Ragam motif Palembang

Warna batik Palembang identik warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau terang. Motif batik Palembang sulit ditiru karena memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.
Bahan batik yang biasa digunakan yaitu bahan sutra, organdi, jumputan, dan blongson. Berikut 23 motif batik Palembang yang hingga saat ini masih dilestarikan:
- Batik motif lasem
- Batik motif jupri
- Batik motif songket
- Batik motif jumputan
- Batik motif sisik ikan
- Batik motif kerak mutung
- Batik motif salahi
- Batik motif kembang bakung
- Batik motif gribik
- Batik motif encim
- Batik motif sembagi
- Batik motif bungo dadar
- Batik motif bungo delimo
- Batik motif bungo pacik
- Batik motif bungo cino
- Batik motif bungo tanjung
- Batik motif babar emas
- Batik motif babar kecubung
- Batik motif jukung dan sumping
- Batik motif serat kayu
- Batik motif blongsong
- Batik motif pelangi
- Batik motif jukung