5 Self-Healing Practice untuk yang Sering Jadi Korban Body Shaming

Berapa kali kamu merasa hancur karena komentar pedas tentang tubuhmu? Body shaming sering dianggap sepele, tapi dampaknya bisa luar biasa buruk, terutama pada kesehatan mental. Kata-kata yang terlontar tanpa pikir panjang itu bisa menancap di hati dan membuatmu meragukan diri sendiri.
Padahal, setiap tubuh memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing. Gak ada yang berhak meremehkan atau menjadikannya bahan olokan. Kalau kamu sedang berjuang memulihkan diri dari luka akibat body shaming, yuk, coba lima self-healing practice berikut ini untuk mulai mencintai dirimu lagi!
1. Mulai menulis rasa syukur dan perjalanan healing di gratitude journal

Menulis adalah salah satu cara sederhana tapi efektif untuk melepaskan emosi. Gratitude journal bisa jadi teman setia untuk mencatat hal-hal positif yang kamu rasakan tentang tubuhmu. Ini bukan cuma tentang mensyukuri apa yang kamu miliki, tapi juga mencatat perjalanan self-healing yang sedang kamu jalani.
Luangkan 10 menit setiap hari untuk menulis apa yang kamu syukuri. Misalnya, "Aku bersyukur kakiku kuat untuk berjalan seharian" atau "Aku senang senyumku bisa membuat orang lain merasa lebih baik." Fokus pada apa yang tubuhmu lakukan untukmu, bukan pada apa yang orang lain katakan.
2. Bangun hubungan positif dengan tubuh lewat body appreciation exercise

Berbicara pada diri sendiri di depan cermin mungkin terasa aneh di awal, tapi ini adalah cara ampuh untuk memperbaiki hubunganmu dengan tubuh. Latihan ini mengajarkanmu untuk pelan-pelan menerima dan mencintai dirimu, apa adanya.
Setiap pagi, coba berdiri di depan cermin dan katakan tiga hal yang kamu hargai dari tubuhmu. Mulailah dengan yang sederhana seperti, "Terima kasih, tubuhku, karena sudah membantuku bertahan hari ini," atau "Aku menyukai senyumku yang tulus." Lakukan ini dengan konsisten, dan lihat perubahan besar yang perlahan terjadi.
3. Ubah suara negatif dalam kepala menjadi afirmasi positif

Kadang, pelaku body shaming terburuk adalah diri kita sendiri. Pikiran negatif tentang tubuh kita bisa jadi lebih kejam daripada komentar dari orang lain. Saatnya melawan suara itu dengan afirmasi positif yang memberdayakan.
Ketika pikiran seperti "Aku terlalu gemuk" muncul, ubah narasinya menjadi "Tubuhku adalah rumah yang kuat dan luar biasa." Konsistensi adalah kunci. Semakin sering kamu mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif, semakin mudah kamu melihat dirimu dengan cara yang lebih baik.
4. Bangun lingkungan yang mendukung perjalanan self-love-mu

Lingkungan yang toxic bisa memperparah luka body shaming. Mulailah mengevaluasi siapa saja yang ada di sekitarmu. Cari orang-orang yang mendukungmu tanpa menghakimi, dan jadikan mereka bagian dari support system-mu.
Selain itu, bergabung dengan komunitas body positivity bisa jadi langkah besar. Berbagi cerita dengan mereka yang mengalami hal serupa akan membuatmu merasa tidak sendirian. Kamu punya hak untuk dikelilingi orang-orang yang membuatmu merasa aman dan diterima apa adanya.
5. Lakukan mindful movement untuk merangkul tubuhmu

Berolahraga gak harus soal mengubah bentuk tubuh. Fokuslah pada gerakan yang membuatmu merasa nyaman dan lebih terhubung dengan tubuhmu. Mindful movement seperti yoga, menari, atau jalan santai bisa jadi pilihan yang menyenangkan.
Tujuannya bukan untuk memenuhi standar kecantikan orang lain, tapi untuk merayakan apa yang tubuhmu bisa lakukan. Dengarkan apa yang tubuhmu butuhkan, dan berikan waktu untuk merawatnya dengan cinta, bukan paksaan.
Proses self-healing memang gak selalu mudah. Ada hari-hari di mana kamu merasa percaya diri, tapi ada juga saat insekuritas kembali menyerang. Yang penting, tetaplah berusaha mencintai tubuhmu, satu langkah kecil setiap hari. Semangat, ya!