Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Daerah dengan Penduduk Miskin Terbanyak di Sumsel

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana rasanya tinggal di wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi? Minimnya akses pendidikan, kesejahteraan pekerja, hingga mahalnya bahan pokok akan terus menghantui kamu setiap kali bangun dari tidur. 

Sama halnya dengan provinsi lain yang ada di Indonesia, beberapa kota di Sumatra Selatan tidak luput dari persoalan kemiskinan dan tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang panjang bagi pemerintah. Sebab, bila kita berbicara tentang kemiskinan sudah pasti meliputi permasalahan yang lebih kompleks. Rendahnya kualitas sumber daya manusia menjadi hal kedua yang mengancam masyarakatnya, setelah kondisi kelaparan.

Berikut IDN Times merangkum 5 kota dan kabupaten dengan persentase penduduk miskin terbesar yang ada di Provinsi Sumatra Selatan. Yok simak!

1. Kabupaten Musi Rawas Utara

Jembatan Air Rawas
Jembatan Air Rawas

Selain sebagai kabupaten dengan jumlah pengangguran terbesar di Sumatra Selatan, ternyata Musi Rawas Utara (Muratara) juga menyandang peringkat pertama dalam jumlah persentase penduduk miskin di Sumsel.

Murata sendiri merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas sejak tahun 2013. Meskipun potensi sumber daya alam melimpah, namun tidak serta merta membuat kabupaten dengan jumlah penduduk lebih kurang sebanyak 188 ribu jiwa ini luput dari masalah kemiskinan. 

Berdasarkan data BPS tahun 2024, persentase penduduk miskin di Muratara mencapai 17,38 persen. 

2. Kabupaten Lahat

Gunung Jempol Lahat
Gunung Jempol Lahat

Kabupaten Lahat bukan menjadi kawasan yang asing di telinga masyarakat Sumsel. Beragam potensi wisata alam yang menarik ada di kabupaten dengan julukan Negeri Seribu Megalitik ini. Sayangnya, meskipun begitu, mungkin kamu akan kaget bila mengetahui bahwa kabupaten ini masuk ke dalam urutan kedua kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terbanyak di Sumatra Selatan.

Beragam pendapatan daerah yang dihasilkan dari sektor pariwisata seperti Bukit Besar, Bukit Jempol dan potensi pertanian nampaknya belum cukup untuk mendulang kesejahteraan kabupaten ini.

Pasalnya, berdasarkan catatan BPS, persentase penduduk miskin di sini mencapai angka 14,14 persen pada 2024. Tentu saja ini menjadi kegelisahan bagi masyarakat di sana. Sebanyak 430 ribu jiwa saat ini hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi pada sektor tertentu saja.

3. Kabupaten Musi Rawas

Tugu Bintang Sekayu
Tugu Bintang Sekayu

Program pembangunan pemberdayaan ekonomi masih terus digenjot pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam mengentaskan angka kemiskinan. Kamu perlu tahu, bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan, khususnya karet dan padi. Hanya saja, ancaman kemiskinan masih sulit dihindari. Bukan tanpa alasan, meningkatnya angka kelahiran di desa dan urbanisasi yang tinggi menjadi faktor lain dari kemiskinan yang terjadi di kabupaten ini.

Angka kemiskinan yang tercatat di Kabupaten Musi Rawas mencapai 13,34 persen. Upaya pengentasan kemiskinan tentu saja memerlukan sinergi yang serius antara pemerintah, masyarakat dan sektor swasta.

Jadi, tidak ada tindakan lain yang perlu dilakukan melainkan memperhatikan pola kebijakan pemerintah dan kolaborasinya terhadap pihak terkait.

Sebab kemiskinan merupakan masalah kompleks yang sangat mengancam pertumbuhan masyarakat, khususnya pada sektor pendidikan, kesehatan dan peluang ekonomi jangka panjang.

4. Kabupaten Musi Banyuasin

Desa Bangsal Pampangan OKI
Desa Bangsal Pampangan OKI

Memiliki luas wilayah 14.265,96 kilometer dan jumlah penduduk sebanyak 620 ribu jiwa, menjadikan Musi Banyuasin masuk ke dalam kelompok kabupaten/kota berpenduduk miskin terbanyak di Provinsi Sumatra Selatan. Dalam upayanya, bahkan Pemkab Musi Banyuasi baru-baru ini meluncurkan program Bantuan Tunai Untuk Masyarakat Miskin (Bantu Umak) dalam mengentaskan angka kemiskinan ekstrem.

Program bantuan yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah ini, diharapkan mampu untuk menurunkan angka kemiskinan hingga satu digit. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah program ini benar-benar efektif dalam menurunkan persentase kemiskinan di Muba, sebesar 12,88 persen pada saat ini? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us