5 Hal yang Bikin Editor Jatuh Hati Sama Tulisanmu, Auto Diterbitkan!

Pernah gak sih, kamu baru mengirimkan tulisan, kemudian beberapa menit berikutnya "boom" ada notifikasi masuk? Itu mengisyaratkan tulisanmu berhasil diterbitkan. Tanpa lupa disematkan kata "Selamat!" pada awal kalimatnya.
Kamu pasti girang bukan kepalang, atau bahkan sampai jingkrak-jingkrak? Itu lumrah sih. Karena editor jatuh hati sama tulisanmu. Tapi, apa sebenarnya yang membuat hati mereka bisa luluh? Barangkali lima hal ini jadi jawabannya. Yuk simak!
1. Judul yang ciamik dan clickable

Tahu sendiri kan, kalau judul itu punya magis yang mampu menggugah pikiran orang-orang bahkan ketika baru membaca sebagiannya. Hal yang sama berlaku juga kepada editor. Karena judulmu yang catchy dan kece, editor tidak mampu menahan diri untuk segera membaca keseluruhan tulisanmu. Kemudian, apa yang kamu harapkan jadi kenyataan.
Notifikasi hijau memenuhi bilah status di ponselmu. Mengabarkan berita gembira atas kemenanganmu yang fantastis. Lagi dan lagi, judulmu bekerja dengan sebagaimana mestinya: menghipnotis jutaan pasang mata para pemirsa. Cool banget dong!
2. Pembuka, isi, dan penutup yang klop abis

Kalimat pembuka itu punya daya tarik lho! Sebelum editor menyelam lebih jauh pada isi tulisanmu, maka apa yang dihadapinya adalah kalimat pembuka yang kamu sajikan. Kalau dirasa lezat dan gurih, kenapa tidak mencoba melahap lebih banyak lagi. Iya, kan?
Nah, jika opening-mu ngena banget, itu pertanda bagus. Editor bakal rela untuk membaca habis tulisanmu. Kemudian mempertimbangkan antara menerbitkannya, revisi, atau ditolak. Tapi karena kamu totalitas untuk menulis; pada hal ini antara kalimat pembuka, isi, dan kalimat penutup punya kombinasi yang sempurna dan memuka; maka editor tidak segan untuk segera menayangkannya.
3. Bahasa yang ringan, tapi memikat

Bahasa yang ringan, tapi mengalir tanpa hambatan, bagaikan air sungai di musim hujan. Siapa yang tidak klepek-klepek coba? Sudah tidak menggurui, eh malah mengajak ngobrol seperti teman di tongkrongan. Pasti terpikat, kan!
Termasuk editor dong. Kan mereka manusia juga, bisa merasakan bagaimana kehangatan dari sebuah karya tulis. Dengan pembawaan yang santai, tentu kamu menujukkan satu kelebihan: bahwa kamu adalah orang yang fleksibel, tidak kaku, dan bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Informasi dan poin-poin penting pada tulisanmu dianggap mampu menembus relung hati pembaca. Karena kamu tampil dengan gaya yang akrab dan selayaknya teman yang tengah berbagi ide, cerita, dan inspirasi. Asik banget kan!
4. Topik yang kamu tulis lagi diburu banyak orang terutama anak muda

Editor tentu melihat kondisi pasar saat ini. Apa yang tengah dicari, itu dong yang diberi. Istilahnya, apa yang tengah ramai di pasaran, itu yang dijual. Tapi bukan berupa produk makanan atau minuman. Sebab segmennya adalah dunia tulis-menulis. Maka apa yang digaungkan karya tulis dong.
Nah, kalau karyamu menyasar para anak muda, utamanya Gen Z, maka peluang tulisanmu terbit makin besar. Apalagi kamu hiasi sentuhan-sentuhan emosional pada artikel-artikel inspiratifmu, tidak menutup kemungkinan editor juga ikut bergumam "wah, ini keren banget sih, harus segera disebarluaskan".
5. Revisi minim, nyaris dapat angka sepuluh

Revisi itu momok bagi penulis yang baru meniti perjuangannya pada dunia kepenulisan. Tapi sebenarnya, itu jadi ajang belajar jika dipahami dengan baik. Karena tidak ada yang sampai ke puncak, sebelum menapaki tangga demi tangga, juga merasakan lelah demi lelah.
Namun, kalau kamu sudah lewati itu semua, pasti tulisanmu tampil apik. Minim typo, penggunaan kata yang sesuai kaidah, juga gaya bahasa yang tidak bertele-tele sehingga enak untuk dibaca bagi editor. Juga enak untuk segera dipamerkan ke seluruh penjuru negeri.
Nah, tipe penulis seperti ini paling digandrungi editor. Karena tulisannya tidak asal-asalan dan punya kualitas yang mumpuni. Kenapa mesti ditunda untuk segera berpindah dari kolom moderasi menuju pada kolom terbit secepat mungkin?
Demikian hal-hal yang menerangkan kenapa karyamu sangat digemari oleh editor. Tetap membumi, tetap pertahankan gairahmu sampai jadi penulis yang karyanya melambung tinggi.