Laga Perdana 8 Besar, PSMS Medan - Persik Kediri Harus Berbagi 1 Poin 

Babak 8 Besar Liga 2, PSMS 1 - 1 Persik di SGS Palembang 

Palembang, IDN Times - PSMS Medan dan Persik Kediri harus puas berbagi satu poin pada laga perdana Babak 8 Besar Grup A Liga 2 Indonesia, di Stadion Gelora Sriwijaya (SGS) Jakabaring Palembang, Minggu (10/11) sore.

Kedua tim yang sama-sama terlihat bermain lebih santai dan lebih cepat pada babak kedua, tidak mampu menambah gol kemenangan untuk tim masing-masing. 

"Babak pertama tidak bermain baik, sehingga kecolongan. Nah pada babak kedua, kami mulai bisa menampilkan permainan cepat dan mendapatkan peluang banyak hingga akhirnya menyusul gol melalui pinalti," ujar Pelatih PSMS Medan, Jafri Sastra, usai pertandingan.

1. Kecolongan di babak pertama, Jafri Sastra ubah skema bermain PSMS

Laga Perdana 8 Besar, PSMS Medan - Persik Kediri Harus Berbagi 1 Poin Konferensi pers PSMS lawan Persik Kediri (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jafri melanjutkan, setelah kecolongan di babak pertama, dia langsung menginstruksikan pemain dan mengubah strategi, dengan merotasi  beberapa posisi.

"Kita langsung melakukan rotasi. Tadi kita tidak mengeluarkan striker murni, karena memang kita minim sekali untuk striker. Ditambah Handoko yang belum pulih dari cedera," ujar dia.

2. Bermain kurang fokus berdampak pada mental pemain PSMS

Laga Perdana 8 Besar, PSMS Medan - Persik Kediri Harus Berbagi 1 Poin Persik Kediri VS PSMS Medan di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sepanjang pertandingan babak pertama, tensi permainan tidak terlalu tinggi, hingga mendekati waktu turun minum. Namun, Macan Putih, julukan Persik Kediri, mampu membuka keran gol mereka lewat tendangan bebas yang dieksekusi Akbar Febriawan pada menit 45+2. Kiper PSMS Medan, Alfonsius Kelvan tak mampu menghalau bola yang masuk ke jala gawangnya. 

Defisit satu gol, mengharuskan Jafri Sastra mengubah taktik bermain dan menginstruksikan anak asuhnya agar bermain tenang. "Memang kalau sudah ada sedikit kesalahan, itu bisa berlanjut ke mental anak-anak, makanya saya tadi instruksikan lebih tenang," ungkap Jafri.

Jafri berkilah, hasil yang diraih tim berjuluk Ayam Kinantan ini lantaran anak asuhnya bermain kurang fokus. "Namanya bermain perdana, itu sulit tidak mudah,"  sambung dia.

3. Merotasi pemain untuk lebih menekan dan tampil all out

Laga Perdana 8 Besar, PSMS Medan - Persik Kediri Harus Berbagi 1 Poin Persik Kediri VS PSMS Medan di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Masuk babak kedua, permainan PSMS menjadi lebih cepat dan menerapkan umpan-umpan bola panjang. Dari beberapa percobaan ke area vital lawan, akhirnya ada satu peluang yang membuahkan hasil.

Bermula dari menyusun skema serangan, salah satu tangan pemain Persik Kediri menyentuh bola, dan hal itu diketahui wasit. Benar saja, sang pengadil langsung memberi hadiah pinalti untuk PSMS Medan. Eki Fauji Saputra yang menjadi eksekutor, mampu mengonversikan pinalti tersebut menjadi gol penyeimbang.

"Kami mulai tampil menekan dan bermain all out untuk mendapatkan peluang. Pelanggaran keuntungan poin untuk kita, Alhamdulillah," jelas Jafri.

Pemain PSMS, Ilham Fatoni menambahkan, selama pertandingan berjalan, mereka masih kurang menguasai permainan. "Memang awalnya tidak maksimal, tetapi tetap bersyukur dan Insyaallah laga selanjutnya memperbaiki penampilan kami,"  tambah dia.

Baca Juga: Hadapi Persik, PSMS Tak Permasalahkan Kondisi Kabut Asap di Palembang

4. Persik Kediri nilai pinalti yang diputuskan wasit lebih menguntungkan PSMS

Laga Perdana 8 Besar, PSMS Medan - Persik Kediri Harus Berbagi 1 Poin Konferensi pers PSMS lawan Persik Kediri (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sementara, Pelatih Persik Kediri, Budihardjo Thalib menyatakan, ketidakpuasan mereka terhadap keputusan wasit yang memberi pinalti akibat pelanggaran handsball. Budi menilai keputusan tersebut hanya menguntungkan PSMS.

"Pertandingan ini jadi sangat tidak menguntungkan kami. Semestinya tadi bukan pinalti. Kalau kami lihat, wasit yang di tengah itu tidak memberikan keputusan baik. Saya minta ini diperbaiki. Padahal pada saat MCM sudah banyak instruksi, karena ini pertandingan jadi dinodai," keluh dia.

Budihardjo menegaskan, sebaiknya peraturan secara teknis dibenahi, karena akan merusak penilaian FIFA terhadap Liga Indonesia. "Apalagi Indonesia sudah ditunjuk untuk menggelar even dunia. Kesalahan bisa jadi sorotan FIFA," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya