Atlet Sumsel Kesulitan Latihan Jelang PON XX Papua
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021. Sejumlah atlet Sumatra Selatan (Sumsel) mengaku kesulitan latihan karena pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah, serta pengurus provinsi cabang olahraga (Pengprov Cabor) masing-masing.
"Kita ada kendala dalam metode latihan karena pembatasan. Terutama cabor full body contact (latih tanding) seperti taekwondo, dan beberapa cabor lain yang memang harus duel. Akibatnya, persiapan kita terlambat dan tertunda," ungkap Wakil Ketua Umum KONI Sumsel, Suparman Roman, Jumat (6/11/2020).
1. Ada 10 cabor yang batal dipertandingkan
Ia mengatakan, keseluruhan atlet Sumsel yang masuk seleksi PON XX berjumlah 115 orang. Namun, pengurangan cabor yang tak diikutsertakan dalam penyelenggaraan pesta olahraga tersebut, maka tersisa sekitar 90 atlet yang akan berlaga di Papua.
"Ada 10 cabor batal dipertandingkan, termasuk tiga di antaranya berpeluang meraih emas untuk kita. Tapi Alhamdulillah, cabor pertarungan bisa ikut," kata dia.
Kendati cabor yang bertarung seperti karate, muaythai, pencak silat, judo dan lain-lain terhambat berlatih karena jadwal yang tertunda, namun KONI Sumsel terus mengupayakan solusi agar mereka bisa menyiapkan bekal secara maksimal.
"Mereka (atlet body contact) sulit simulasi, karena bertarung. Sementara pembatasan tidak boleh tatap muka. Masa mereka tanding dengan bayangan. Susahnya atlet menghadapi lawan yang benar-benar harus dilihat kekuatannya," tambahnya.
Baca Juga: Cari Atlet Potensial, Percasi-KONI Sumsel Jaring Pecatur Muda
2. Lakukan program terarah termasuk pembinaan intensif
Selain fokus mempersiapkan kemampuan atlet dari semua cabor. KONI Sumsel juga konsisten mengadakan program 'Reguler Terarah'. Yakni penjaringan atlet yang akan dilanjutkan lewat seleksi melalui kompetisi rutin.
"Termasuk pembinaan intensif menyangkut kebutuhan mendasar, tingkat kesejahteraan atlet, pelatihan, dan berbagai kompetisi bekerja sama Dispora," terang dia.
3. KONI Sumsel upayakan cetak prestasi
Program tersebut sambung Suparman, dilakukan untuk mengejar target prestasi. Sebab jika dilihat pencapaian beberapa tahun belakang, atlet KONI Sumsel masih kalah saing dengan atlet luar daerah terutama asal Ppulau Jawa.
"Sebagai langkah kami untuk menciptakan prestasi, karena beberapa cabor belum ada yang meraih emas ataupun kejuaraan," sambungnya.
4. Rencanakan rapid test massal
Menyoal kesehatan atlet Sumsel di tengah pandemik COVID-19, KONI Sumsel merencanakan pelaksanaan rapid test secara massal. Namun wacana ini baru akan direalisasikan setelah melihat situasi dan kondisi keamanan wilayah.
"Kita tunggu fatwa gugus Tugas, apakah Sumsel sudah zona hijau atau tidak jelang PON. Kalau aman berarti tidak masalah tanpa rapid. Kita mengutamakan keselamatan dan prestasi kita kejar. Jangan sampai mengancam diri," tandas dia.
Baca Juga: Balap Sepeda dan Ski Air Tak Masuk Cabor PON Papua