Sama-sama PSBB, Palembang & Prabumulih Punya Cara Berbeda Hadapi Virus

Warga Sumsel harus mewaspadai gelombang kedua

Palembang, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, menyetujui usulan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB oleh Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, pada 12 Mei lalu. Tak hanya Palembang tapi Prabumulih juga menerapkan PSBB.

Berselang satu bulan pelaksanaanya, kedua kota sudah mencabut PSBB. Bahkan Prabumulih kini sudah dinyatakan bebas dari kasus COVID-19 meski dengan melakukan PSBB satu tahapan. Tapi berbeda dengan Palembang yang memilih mengulang PSBB hingga ke putaran kedua. Langkah ini disebut sebagai transisi menujuk new normal atau normal baru.

"Dicabut sudah habis masa waktunya 2x14 hari. Untuk melanjutkan PSBB, Pemkot Palembang melihat tidak akan efektif jika dilanjutkan ke tahap ketiga. Apalagi skenario new normal sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat, sehingga daerah memilih melakukan penyesuaian," ujar Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Andries Lionardo kepada IDN Times, Kamis (18/6).

1. PSBB Palembang tahap ketiga tidak akan efektif

Sama-sama PSBB, Palembang & Prabumulih Punya Cara Berbeda Hadapi VirusSalat berjarak di Masjid Agung Palembang (IDN Times/Dokumen)

PSBB dinilai Andries tidak efektif jika dilanjutkan ke tahap ketiga. Penjagaan pun mulai berkurang, tidak seketat PSBB di tahap pertama. Begitu juga dengan sikap warga Palembang yang masih kurang mematuhi social distancing dan physical distancing, serta aturan menggunakan masker.

Sisi lain, skenario normal baru dianggap sebagai keseharusan bagi daerah untuk memulihkan ekonomi yang terpengaruh dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

"Pemerintah sudah meliburkan tiga bulan. Kalau diperpanjang, bisa-bisa masyarakat susah dalam pekerjaan. Pemerintah pun tidak akan sanggup memenuhi jaringan pengamanan sosial," jelas dia.

Baca Juga: Ternyata COVID-19 Bisa Bertahan 5 Hari di Ponsel

2. Saatnya menjalankan tatanan kehidupan baru

Sama-sama PSBB, Palembang & Prabumulih Punya Cara Berbeda Hadapi VirusPosko check point Palembang di Jalan Basuki Rahmat (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Andries menilai, pandemik sejatinya belum berakhir. Namun ia mengimbau warga harus tetap menghindari kerumunan. Normal baru dianggap sebagai tatanan kehidupan baru bagi warga. Pemerintah juga diminta menegakkan kebijakan sesuai standar kesehatan di pusat publik.

"Saat ini kita harus pelan-pelan beradaptasi dengan COVID-19. Paling tidak, setahun ke depan kita beradaptasi dengan keadaan yang ada sekarang ini," jelas dia.

Baca Juga: 3 Bulan Berjuang, Prabumulih Bisa Bebas dari COVID-19

3. Apresiasi respons cepat Prabumulih setelah sempat salah langkah dalam penanganan COVID-19

Sama-sama PSBB, Palembang & Prabumulih Punya Cara Berbeda Hadapi VirusSuasana PSBB di Kota Palembang titik Poin Pasar Cinde (IDN Times/Rangga Erfizal)

Pengamat Sosial dan Politik Sumsel, Bagindo Togar dihubungi terpisah, mengungkap apresiasi terhadap langkah pemerintah Prabumulih yang berhasil membawa kotanya terbebas dari COVID-19. Padahal di awal pandemik, Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih terkesan meremehkan virus corona sehingga menjadi perhatian regional maupun nasional.

"Mereka sudah all out sebab mereka juga sempat mengambil kebijakan yang salah di awal pandemik. Hanya saja itu menjadi respons yang bijak, ketika mereka mau berbenah diri," jelas dia.

Langkah Pemkot Prabumulih yang menjadi acuan ketika mereka bisa menekan sebaran virus saat PSBB dimulai. Prabumulih diuntungkan dengan kondisi wilayah yang tidak begitu besar, baik dari segi wilayah maupun penduduk, sehingga penanganan COVID-19 bisa lebih detail dan sistematis.

"Prasarana kesehatan mereka ditingkatkan, lalu penegakkan peraturan jalan, koordinasi TNI-Polri beserta pemerintah juga sangat baik," ujar dia.

4. Semua wilayah tetap harus waspada gelombang kedua

Sama-sama PSBB, Palembang & Prabumulih Punya Cara Berbeda Hadapi VirusSuasana PSBB di Kota Palembang titik Poin Pasar Cinde (IDN Times/Rangga Erfizal)

Terakhir, Bagindo mengingatkan warga di Prabumulih ataupun Palembang hingga seluruh Sumsel agar tetap waspada. Meski menunjukkan penurunan, bukan tidak mungkin virus kembali menyebar di gelombang kedua.

"Semua wilayah ada kemungkinan mengalami gelombang kedua karena ini wabah global. Dalam tempo 50 tahun terakhir, orang melupakan soal bahaya wabah virus dan lebih berhati-hati terhadap perang atau bencana alam. Nah mulai sekarang, kesehatan harus jadi perhatian pemerintah pusat dan daerah," tutup dia.

Baca Juga: Bioskop di Palembang Mulai Dibuka Bulan Depan

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya