Langkah Sumsel Dalam Turunkan Stunting; Pencegahan dan Penanganan

Masih ada empat daerah yang berada di atas angka nasional

Palembang, IDN Times - Kasus stunting masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Sumatra Selatan (Sumsel) untuk diselesaikan. Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, mengatakan jumlah penderita anak kerdil turun dari 24,8 persen pada 2021 menjadi 18,6 persen pada 2022 atau 6,2 persen. Angka ini lebih rendah dari prevalensi nasional sebesar 21,6 persen.

Keberhasilan penurunan stunting secara signifikan itu diklaim merupakan hasil kerja sama lintas instansi dalam memberikan penyuluhan dan bantuan kepada masyarakat saat berupaya menurunkan angka kemiskinan.

"Kita sangat bersyukur angka stunting di Sumsel dapat turun secara drastis. Namun kita jangan cepat berpuas dengan capaian tersebut," ungkap Fatoni, Sabtu (2/12/2023).

Baca Juga: Program Skrining Kehamilan Palembang Diklaim Berhasil Tekan Stunting

1. Penurunan stunting dengan memenuhi kebutuhan asupan gizi

Langkah Sumsel Dalam Turunkan Stunting; Pencegahan dan PenangananIlustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Agus menerangkan, data BKKBN pusat menyebutkan angka penurunan stunting yang signifikan di Sumsel mendapatkan pencapaian terbaik di Indonesia. Pihaknya akan terus menggalakan sinergitas antar instansi, baik di kabupaten dan kota maupun BKKBN Sumsel.

"Kita juga berharap BKKBN dapat menjalin kerja sama dengan dinas terkait, baik provinsi, kota, dan kabupaten. Untuk bersama-sama menurunkan angka stunting," jelas dia.

Upaya pemprov Sumsel dalam menurunkan angka stunting dilakukan dengan memberikan bantuan beras 5 kilogram, telur 1 kilogram, susu, sosis, dan vitamin. Fatoni berharap, bantuan ini bermanfaat untuk memenuhi asupan gizi bagi anak-anak yang rentan agar terhindar dari risiko stunting.

Sejak 2021, upaya penurunan stunting digencarkan pemerintah dengan berbagai program mulai dari gerakan mengonsumsi dua telur per hari, pemeriksaan pra nikah, pemeriksaan ibu dan anak sejak dini, imunisasi terpadu, hingga Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

"Termasuk mengangkat lebih banyak orangtua asuh. Setiap daerah harus menjalankan program ini untuk membina orangtua bayi stunting dan memantau nutrisi serta gizi anak stunting. Selain mengatasi stunting, kita juga fokus pencegahan," jelas dia.

Baca Juga: Sumsel Tekan Stunting Tertinggi Indonesia Ribuan Bidan Terus Diedukasi

2. Konsumsi protein hewani untuk turunkan stunting

Langkah Sumsel Dalam Turunkan Stunting; Pencegahan dan Penangananunsplash.com/Chinh Le Duc

Meski Sumsel mengalami penurunan angka stunting tetapi empat daerah lain masih menjadi fokus pemerintah karena kondisi stunting masih di atas 20 persen. Ketiga daerah tersebut Musi Rawas Utara (Muratara) 25,4 persen, Ogan Ilir (OI) 24,9 persen, dan Banyuasin 24,8 persen, Muara Enim 22,8 persen.

"Kalau dikatakan turun memang menurun. Targetnya harus lebih turun lagi," ungkap Seketaris Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) DPD Sumsel, Septa Clara Astiyah.

Septa menyebut, upya menurunkan jumlah penderita stunting memerlukan konsumsi protein hewani yang tinggi untuk meningkatkan tumbuh kembang anak. Protein hewani tersebut dapat dipenuhi lewat beragam cara.

"Misalnya untuk di daerah dekat aliran sungai bisa mengonsumsi ikan. Jika jauh dari sungai, bisa didapat dari peternakan misalnya ayam," jelas dia.

Senada, Ketua PD Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI) Sumsel, Yenita, mengungkapkan masyarakat harus mengerti protein hewani ini sangat dibutuhkan agar anak tidak kerdil. Artinya, mencegah dari awal lebih baik.

"Protein hewani ini mengandung asam amino esensial yang lengkap dalam mendukung pertumbuhan pada anak. Pertamhangan jaringan dan panjang tulang. Ini program dari pemerintah yang digencarkan," ungkap dia.

3. Banyuasin alami kenaikan angka stunting

Langkah Sumsel Dalam Turunkan Stunting; Pencegahan dan PenangananTechno.ID

Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), kondisi stunting di beberapa kabupaten dan kota turut mengalami penurunan. Namun beberapa daerah juga terlihat dalam data mengalami kenaikan.

Kota Pagar Alam mengalami penurunan stunting dari tahun 2021 sekitar 15,5 persen menjadi 11,6 persen. Lalu Palembang turun dari 16,1 persen menjadi 14,3 persen. Selanjutnya, kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mencapai 20,2 persen turun menjadi 14,6 persen.

Kabupaten OKU Timur pada 2021 angka stunting mencapai 21,5 persen  menjadi 19,1 persen pada 2022. Lalu Prabumulih pada tahun 2021 angka stunting mencapai 22 persen dan mengalami penurunan di tahun 2022  menjadi 12,3 persen.

Lahat, angka stunting di tahun 2021 mencapai 22,8 persen dan di tahun 2022 turun menjadi 19 persen. Lubuk Linggau, angka stunting di tahun 2021 mencapai 22,8 persen dan ditahun 2022 turun menjadi 11, 7 persen. Musi Banyuasin juga alami penurunan dari 23 persen di tahun 2021 dan pada tahun 2022 turun menjadi 17, 7 persen.

OKU Selatan jumlah stunting mencapai 24,8 persen di tahun 2021. Sementara pada tahun 2022 turun menjadi 19,4 persen. Empat Lawang, angka stunting 26,0 persen di tahun 2021 dan menurun pada tahun 2022 menjadi 18,5 persen. Lalu, Musi Rawas Utara (Muratara) stunting di tahun 2021 mencapai 28,3 persen sedangkan ditahun 2022 menjadi 20,2 persen.

Ogan Ilir angka stunting di tahun 2021 mencapai 29,2 persen. Pada tahun 2022 turun menjadi 24,9 persen. Muara Enim, angka stunting mencapai 29,7 persen di tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 22,8 persen.

OKU angka stunting mencapai 31,1 persen di tahun 2021. Sementara pada tahun 2022 turun menjadi 19,9 persen. OKI, angka stunting di tahun 2021 mencapai 32,2 persen. Sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 15,1 persen. Sedangkan wilayah Banyuasin, angka stunting di tahun 2021 mencapai 22,0 persen dan di tahun 2022 malah naik 24,8 persen.

"Banyak faktor dalam penurunan stunting. Misalnya dari sarana prasarana penunjang. Fasilitas kesehatan, pola asuh hingga pola makan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Trisnawarman.

4. Target untuk menurunkan stunting di empat daerah

Langkah Sumsel Dalam Turunkan Stunting; Pencegahan dan PenangananIlustrasi Pengecekan kesehatan anak. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Trisnawarman menerangkan lebih jauh, bahwa target Sumsel dalam menurunkan stunting pada 2024 mencapai 14,3 persen. Beberapa pekerjaan rumah khususnya empat daerah dengan angka stunting masih di atas rata-rata nasional 21,6 persen, akan dibereskan dengan program penurunan stunting.

"Kabupaten ini yang masih menjadi perhatian agar segera mendekati target nasional," jelas dia.

Dinkes Sumsel menyebut pihaknya terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting dengan mencari kendala serta solusi ke lapangan. Beragam cara dilakukan untuk mengintervensi serta memastikan stunting dapat turun, seperti menjaga kebersihan lingkungan di kawasan kumuh, pemberian edukasi, bagi ibu hamil, menyusui, dan anak guna memastikan masa 1.000 hari kehidupan sampai balita.

"Intervensi spesifik akan diperkuat," jelas dia.

Baca Juga: Pegawai Kafe di Kampung Baru Palembang Positif Narkotika

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya